Senin, 02 Juni 2014

Filled Under:

MAKALAH DEGENERASI DAN NEKROSIS SEL

09.42

KATA PENGANTAR


   Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya, sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul Degenerasi dan Nekrosis Sel.
Makalah ini berisikan informasi tentangpengertianDegenerasi dan Nekrosis, apoptosis, jenis-jenis dari kematian jaringan pada tubuh (nekrosis), penyebab kematian jaringan pada tubuh atau nekrosis beserta akibat nekrosis tersebut, dampak nekrosis, pengobatan nekrosis, serta gangren.Diharapkan makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua.
   Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
   Akhir kata kami sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi segala usaha kita. Amin.



                                                                           Singkawang,    08Maret 2014


                                                                           Penyusun



DAFTAR ISI




BAB I

PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang

Stimulus yang terlalu berat dan berlangsung lama serta melebihi kapasitas adaptif sel akan menyebabkan kematian sel dimana sel tidak mampu lagi mengkompensasi tuntutan perubahan. Sekelompok sel yang mengalami kematian dapat dikenali dengan adanya enzim-enzim lisis yang melarutkan berbagai unsur sel serta timbulnya peradangan. Leukosit akan membantu mencerna sel-sel yang mati dan selanjutnya mulai terjadi perubahan-perubahan secara morfologis.
Kematian sekelompok sel atau jaringan pada lokasi tertentu dalam tubuh disebut nekrosis. Nekrosis biasanya disebabkan karena stimulus yang bersifat patologis. Selain karena stimulus patologis, kematian sel juga dapat terjadi melalui mekanisme kematian sel yang sudah terprogram dimana setelah mencapai masa hidup tertentu maka sel akan mati. Mekanisme ini disebut apoptosis, sel akan menghancurkan dirinya sendiri (bunuh diri/suicide), tetapi apoptosis dapat juga dipicu oleh keadaan iskemia.

B.        Tujuan

1.    Untuk mengetahui pengertian degenerasi (kemunduran) dan nekrosis (kematian) sel

2.    Untuk mengetahui perbedaan apoptosis dengan nekrosis sel

3.    Untuk mengetahui jenis-jenis dari kematian jaringan pada tubuh atau nekrosis.

4.    Untuk mengetahui penyebab kematian jaringan pada tubuh atau nekrosis beserta akibat nekrosis tersebut.

5.    Untuk mengetahui dampak nekrosis

6.    Untuk mengetahui pengobatan nekrosis

C.   Ruang Lingkup Penulisan

Adapun penulisan makalah ini hanya membatasi pada pengertian degenerasi, nekrosis,apoptosis,mekanisme nekrosis danapoptosis, tahap nekrosis dan apoptosis,jenis-jenis nekrosis atau kematian jaringan,penyebab nekrosis dan dampak nekrosis,dan pengobatan nekrosis.

D.     Metode Penulisan

Dalam pengumpulan data untuk penulisan makalah ini, penulis menggunakan beberapa metode, yaitu :

1.        Studi literature yang terdapat dalam buku-buku maupun yang terdapat dari sumber internet.

2.        Diskusi kelompok.

E.     Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan makalah ini terdiri dari tiga Bab yang disusun sebagai berikut :
              BAB  I     = Pendahuluan
              BAB  II    = Pembahasan          
              BAB  III   = Penutup



BAB II

PEMBAHASAN

A.        Degenerasi dan Nekrosis Sel

1.        Pengertian Degenerasi
 Degenerasi merupakankelainan sel yang terjadi akibatcedera ringan. perubahan morfologi dan fungsi yang sifatnya reversibel (bisa kembali menjadi normal). Degenerasi sel atau jaringan dapat diamati dari komponen komponen yang ada pada sel seperti membran sel, inti sel, dan sitoplasmanya.
Degenerasi adalah perubahan-perubahan morfologik akibat trauma yang nonfatal atau Degenerasi sel (kemunduran sel)  adalah kelainan sel yang terjadi akibat cedera ringan. Cedera ringan yang mengenai struktur dalam sel seperti mitokondria dansitoplasma akan mengganggu proses metabolisme sel Kerusakan reversibel artinya bisa diperbaiki apabila penyebabnya segera dihilangkan.Apabila tidak dihilangkan, atau bertambah berat, maka kerusakan menjadi reversibel, dan sel akan mati
a.         MACAM MACAM DEGENERASI
1)        Degenerasi Albumin (cloudi swelling = bengkak keruh)
Merupakan Degenerasi yang paling ringan bersifat riversibel.Perubahan kemunduran akibat jejas yang tidak keras.Ditandai adanya timbunan albumin dalam sitoplasma serta tampak keruh dan membengkak.Sering ditemukan pada sel tubulus ginjal, sel hati dan sel otot jantung.Penyebab infeksi, demam, keracunan, suhu yang terlalu rendah/tinggi, anoxia, gizi buruk, &dan gangguan sirkulasi
2)        Degenerasi Hidrofik (Degenerasi Vakuolar)
Degenerasi hidrofik merupakan jejas sel yang reversible denganpenimbunan intraselular yang lebih parah jika dengan degenerasialbumin. Etiologinya sama dengan pembengkakan sel hanya intensitasrangsangan patologik lebih berat dan jangka waktu terpapar rangsanganpatologik lebih lama.Secara miokroskopik organ yang mengalami degenerasi hidrofik menjadi lebihbesar dan lebih berat daripada normaldan juga nampak lebih pucat. Nampak  juga vakuola-vakuola kecil sampai besar dalam sitoplasma.
3)        Degenerasi Lemak
Sering terjad pada parenkim, otot jantung, hati (paling sering),    yang mempunyai metabolik rata-rata tinggi. karna ketidakmampuan jaringan non-lemak memetabolik sejumlah lemak sehingga tertimbun dalam sitoplasma yang mengakibatkan sitoplasma membesar ketepi.
Jika degenerasi lemak ini terjadi dihati maka hati akan tertimbun lemak dapat berkembang menjdi cirrosis hepatis dan hati mengecil     (carsinoma hep/hepatoma)
4)        Degenerasi Mukoid (musin & lendir)
Degenerasi Mukoid adalah Suatu perubahan yang seringterjadi pada tumor epitel yg mensekresi musin.Epitel yangdegenerasi melarut dalam musin.Kadang-kadang jaringan ikat nampak mensekresi musin yang mengisi ruang antaranya yang disebut myxomatous.
Contoh : FAM (Fibroma Adeno Mamae)
5)        Infiltrasi (degenerasi) glikogen
Glikogen normal terdapat dalam semua sel dan terutama sel otot dan hati. Pada keadaan-keadaan tertentu glikogen mengumpul dalam jumlah banyak dibawah mikroskop terlihat sebagai vakuol-vakuol dalam sitoplasma maupun inti sel. Sel tidak menunjukkan gangguan fungsi, dianggap bahwa kelainan ini disebabkan oleh ketidak seimbangan metabolik antara glikogenisis dan glikogenosis. Infiltrasi glikogen ditemukan terutama pada disbetes mellitus dan golongan penyakit yang disebut “glicogen stroge diseases” ( penyakit von cierke).
6)      Degenerasi Hialin
Degenerasi Hialin adalah timbunan hialin (jaringan ikat), sering pada otot uterus yang mengalami tumor jinak (mioma).Merupakan degenerasi paling buruk yang  bersifat irrevesibel.Tidak menunjukkan timbunah bahan tertentu, yang memberikan gambaran masa yg mengkilap, homogen (bermacam-macam/tidak jelas)
Degenerasi hialin ini banyak ditemukan dalam bentuk massa kolagen yang padat pada tumor jinak otot, contoh : Mioma Uteri
7)        Degenerasi Amnoid
Degenerasi Amnoid adalah Timbunan berupa bahan-bahan lilin terdiri dari protein abnormal di jaringan ekstra sel, terutama : sekitar jaringan penyokong pembuluh darah, sekitar membran basalis. bersifat amiloid      tidak gampang rusak, tidak gampang bergerak timbunan tersebut  mengeras. Degenerasi amnoid ini dibagi menjadi dua tipe:
-        primer (tdk diketahia sebabnya)
-        sekunder (mengikuti penyakit kronik spt TBC, sifilis, rheumatik.

2.     Pengertian Nekrosis
Nekrosis merupakan kematian sel sebagai akibat dari adanya kerusakan selakut atau trauma. kematian sel tersebut terjadi secara tidak terkontrol yang dapat menyebabkan rusaknya sel, adanya respon peradangan dan sangat berpotensi menyebabkan masalah kesehatan yang serius.
Akibat  jejas yang paling ekstrim adalah kematian sel (cellular death). Kematian sel dapat mengenai seluruh tubuh (somatic death) atau kematian umum dan dapat pula setempat, terbatas mengenai suatu daerah jaringan teratas atau hanya pada sel-sel tertentu saja. Terdapat dua jenis utama kematian sel, yaitu apotosis dan nekrosis.

1.             Apoptosis

Apoptosis adalah kematian sel yang terprogram (programmed cell death), adalah suatu komponen yang normal terjadi dalam perkembangan sel untuk menjaga keseimbangan pada organisme multiseluler. Sel-sel yang mati adalah sebagai respons dari beragam stimulus dan selama apoptosis kematian sel-sel tersebut terjadi secara terkontrol dalam suatu regulasi yang teratur.
Informasi genetik pemicu apoptosis aktif setelah sel menjalani masa hidup tertentu, menyebabkan perubahan secara morfologis termasuk perubahan pada inti sel. Kemudian sel akan terfragmentasi menjadi badan apoptosis, selanjutnya fragmen tersebut diabsorpsi sehingga sel yang mati menghilang.






Perubahan morfologi dari sel apoptosis diantaranya sebagai berikut :
Ø  Sel mengkerut
Ø  Kondesasi kromatin
Ø  Pembentukan gelembung dan apoptotic bodies
Ø  Fagositosis oleh sel di sekitarnya

a.            Mekanisme Apoptosis:

1.             Adanya signal kematian (penginduksi apoptosis)

2.             Tahap integrasi atau pengaturan (transduksi signal, induksi gen apoptosis yang berhubungan, dll)

3.             Tahap pelaksanaan apoptosis (degradasi DNA, pembongkaran sel, dll)

4.             Fagositosis.

b.             Ciri-ciri apoptosis :

Sel menjadi bulat (sirkuler). Ini terjadi karena struktur protein yang menyusun sitoskeleton dicerna oleh enzim peptidase spesifik yang disebut caspase yang telah diaktifkan di dalam sel.Kromatin (DNA dan protein-protein yang terbungkus di dalam inti sel) mulai mengalami degradasi dan kondensasi.Kromatin mengalami kondensasi lebih lanjut, menjadi semakin memadat. Pada tahap ini, membran yang mengelilingi inti sel masih tampak utuh, walaupun caspase tertentu telah melakukan degradasi protein pori inti sel dan mulai mendegradasi lamin yang terletak dalam lingkungan inti sel.
Lingkungan dalam inti sel tampak terputus dan DNA di dalamnya terfragmentasi (proses ini dikenal dengan karyorrhexis). Inti sel pecah melepaskan berbagai bentuk kromatin atau unit nukleosom karena disebabkan degradasi DNA.Plasma membran mengalami blebbing.Sel tersebut kemudian di’makan’ atau pecah menjadi gelembung-gelembung yang disebut apoptotic bodies dan kemudian dimakan.

2.            Nekrosis

Nekrosis merupakan kematian sel sebagai akibat dari adanya kerusakan selakut atau trauma (misalnya: kekurangan oksigen, perubahan suhu yang ekstrem,dan cedera mekanis), di mana kematian sel tersebut terjadi secara tidak terkontrolyang dapat menyebabkan rusaknya sel, adanya respon peradangan dan sangatberpotensi menyebabkan masalah kesehatan yang serius.Stimulus yang terlalu berat dan berlangsung lama serta melebihi kapasitasadaptif sel akan menyebabkan kematian sel di mana sel tidak mampu lagimengompensasi tuntutan perubahan. Sekelompok sel yang mengalami kematiandapat dikenali dengan adanya enzim-enzim lisis yang melarutkan berbagai unsursel serta timbulnya peradangan. Leukosit akan membantu mencerna sel-sel yangmati dan selanjutnya mulai terjadi perubahan-perubahan secara morfologis.
Nekrosis biasanya disebabkan karena stimulus yang bersifat patologis. Selainkarena stimulus patologis, kematian sel juga dapat terjadi melalui mekanismekematian sel yang sudah terprogram di mana setelah mencapai masa hiduptertentu maka sel akan mati. Mekanisme ini disebut apoptosis, sel akanmenghancurkan dirinya sendiri (bunuh diri/suicide), tetapi apoptosis dapat juga dipicu oleh keadaan iskemia.

a.            Perubahan Mikroskopis

Perubahan pada sel yang nekrotik terjadi pada sitoplasma dan organel-organel sel lainnya. Inti sel yang mati akan menyusut (piknotik), menjadi padat, batasnya tidak teratur dan berwarna gelap. Selanjutnya inti sel hancur dan meninggalkan pecahan-pecahan zat kromatin yang tersebar di dalam sel. Proses ini disebut karioreksis. Kemudian inti sel yang mati akan menghilang (kariolisis).


 







b.           Perubahan Makroskopis

Perubahan morfologis sel yang mati tergantung dari aktivitas enzim lisis pada jaringan yang nekrotik. Jika aktivitas enzim lisis terhambat maka jaringan nekrotik akan mempertahankan bentuknya dan jaringannya akan mempertahankan ciri arsitekturnya selama beberapa waktu. Nekrosis ini disebut nekrosis koagulatif, seringkali berhubungan dengan gangguan suplai darah. Contohnya gangren.














Jaringan nekrotik juga dapat mencair sedikit demi sedikit akibat kerja enzim dan proses ini disebut nekrosis liquefaktif. Nekrosis liquefaktif khususnya terjadi pada jaringan otak, jaringan otak yang nekrotik mencair meninggalkan rongga yang berisi cairan.
Pada keadaan lain sel-sel nekrotik hancur tetapi pecahannya tetap berada pada tempatnya selama berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun dan tidak bisa dicerna. Jaringan nekrotik ini tampak seperti keju yang hancur. Jenis nekrosis ini disebut nekrosis kaseosa, contohnya pada tuberkulosis paru.
Jaringan adiposa yang mengalami nekrosis berbeda bentuknya dengan jenis nekrosis lain. Misalnya jika saluran pankreas mengalami nekrosis akibat penyakit atau trauma maka getah pankreas akan keluar menyebabkan hidrolisis jaringan adiposa (oleh lipase) menghasilkan asam berlemak yang bergabung dengan ion-ion logam seperti kalsium membentuk endapan seperti sabun. Nekrosis ini disebut nekrosis lemak enzimatik.

c.             Perubahan Kimia Klinik

Kematian sel ditandai dengan menghilangnya nukleus yang berfungsi mengatur berbagai aktivitas biokimiawi sel dan aktivasi enzim autolisis sehingga membran sel lisis. Lisisnya membran sel menyebabkan berbagai zat kimia yang terdapat pada intrasel termasuk enzim spesifik pada sel organ tubuh tertentu masuk ke dalam sirkulasi dan meningkat kadarnya di dalam darah.

a.              Mekanisme nekrosis :

1.             Pembengkakan sel

2.             Digesti kromatin

3.             Rusaknya membran (plasma dan organel)

4.             Hidrolisis DNA

5.             Vakuolasi oleh ER

6.             Penghancuran organel

7.             Lisis sel

B.          Perbedaan antara Nekrosis dan Apoptosis

Nekrosis
Apoptosis
Kematian oleh faktor luar sel
Kematian diprogram oleh sel
Sel membengkak
Sel tetap ukurannya
Pembersihan debris oleh fagosit dan sistem imun sulit
Pembersihan berlangsung cepat
Sel sekarat tidak dihancurkan fagosit maupun sistem imun
Sel sekarat akan ditelan fagosit karena ada sinyal dari sel
Lisis sel
Non-lisis
Merusak sel tetangga (inflamasi)
Sel tetangga tetap hidup normal

C.          Jenis-jenis Nekrosis atau Kematian Jaringan

Ada tujuh khas morfologi pola nekrosis:
1.        Nekrosis coagulative biasanya terlihat pada hipoksia(oksigen rendah) lingkungan, seperti sebuah infark. Garis besar sel tetap setelah kematian sel dan dapat diamati oleh cahaya mikroskop. Hipoksia infark di otak namun mengakibatkan nekrosis Liquefactive.
2.        Liquefactive nekrosis (atau nekrosis colliquative) biasanya berhubungan dengan kerusakan seluler dan nanahformasi (misalnya pneumonia). Ini khas infeksi bakteri atau jamur, kadang-kadang, karena kemampuan mereka untuk merangsang reaksi inflamasi.Iskemia(pembatasan pasokandarah) di otak menghasilkan liquefactive, bukan nekrosis coagulativekarena tidak adanya dukungan substansialstroma.
3.        Gummatous nekrosis terbatas pada nekrosis yang melibatkan spirochaetal infeksi (misalnya sifilis).
4.        Dengue nekrosis adalah karena penyumbatan pada drainase vena dari suatu organ atau jaringan (misalnya, dalam torsi testis).
5.        Nekrosis Caseous adalah bentuk spesifik dari nekrosis koagulasi biasanya disebabkan oleh mikobakteri(misalnya tuberkulosis), jamur, dan beberapa zat asing. Hal ini dapat dianggap sebagai kombinasi dari nekrosis coagulative dan liquefactive.
6.      nekrosis Lemak  hasil dari tindakan lipase di jaringan lemak (misalnya,pankreatitis akut,payudaranekrosis jaringan).
7.      Nekrosis fibrinoiddisebabkan oleh kekebalanyang diperantarai vaskular kerusakan. Hal ini ditandai dengan deposisi fibrin seperti proteinbahan diarteri dinding, yang muncul buram dan eosinofilik pada mikroskop cahaya.

D.          Penyebab Degenerasi dan Nekrosis Sel

Penyebab degenerasi
1.      Kekurangan oksigen
2.      Kekurangan nutrisi/malnutrisi
3.      Infeksi sel
4.      Respons imun yang abnormal/reaksi imunologi
5.      Faktor fisik (suhu, temperature, radiasi, trauma, dan gejala kelistrikan) dankimia (bahan-bahan kimia beracun)
6.      Defect (cacat / kegagalan)
7.      PenuaanBerdasarkan tingkat kerusakannya

Penyebab nekrosis :

1.            Iskhemi

Iskhemi dapat terjadi karena perbekalan (supply) oksigen dan makanan untuk suatu alat tubuh terputus. Iskhemi terjadi pada infak, yaitu kematian jaringan akibat penyumbatan pembuluh darah. Penyumbatan dapat terjadi akibat pembentukan trombus. Penyumbatan mengakibatkan anoxia. Nekrosis terutama terjadi apabila daerah yang terkena tidak mendapat pertolongan sirkulasi kolateral. Nekrosis lebih mudah terjadi pada jaringan-jaringan yang bersifat  rentan  terhadap anoxia. Jaringan yangsangat rentan terhadap anoxia ialah otak.

2.            Agens biologik

Toksin bakteri dapat mengakibatkan kerusakan dinding pembuluh darah dan trombosis. Toksin ini biasanya berasal dari bakteri-bakteri yang virulen, baik endo maupun eksotoksin. Bila toksin kurang keras, biasanyahanya mengakibatkan radang. Virus dan parasit dapat mengeluarkan berbagai enzim dan toksin, yang secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi jaringan, sehingga timbul nekrosis.

3.            Agens kimia

Dapat eksogen maupun endogen. Meskipun zat kimia merupakan juga merupakan juga zat yang biasa terdapat pada tubuh, seperti natrium dan glukose, tapi kalau konsentrasinya tinggi dapat menimbulkan nekrosis akibat gangguan keseimbangan kosmotik sel. Beberapa zat tertentu dalam konsentrasi yang rendah sudah dapat merupakan racun dan mematikan sel, sedang yang lain baru menimbulkan kerusakan jaringan bila konsentrasinya tinggi

4.            Agens fisik

Trauma, suhu yang sangat ekstrem, baik panas maupun dingin, tenaga listrik, cahaya matahari, tenaga radiasi. Kerusakan sel dapat terjadi karena timbul kerusakan potoplasma akibat ionisasi atau tenaga fisik, sehinggatimbul kekacauan tata kimia potoplasma dan inti.

5.            Kerentanan (hypersensitivity)

Kerentanan jaringan dapat timbul spontan atau secara didapat (acquired) dan menimbulkan reaksi imunologik. Pada seseorang bersensitif terhadap obat-obatan sulfa dapat timbul nekrosis pada epitel tubulus ginjal apabilaia makan obat-obatan sulfa. Juga dapat timbul nekrosis pada pembuluh-pembuluh darah. Dalam imunologi dikenal reaksi Schwartzman dan reaksiArthus.

Akibat nekrosis :

a.              Sekitar 10% kasus terjadi pada bayi dan anak-anak. Pada bayi baru lahir, nekrosis kortikalis terjadi karena:

- persalinan yang disertai dengan abruptio placentae - sepsis bakterialis.
Pada anak-anak, nekrosis kortikalis terjadi karena:
-          Infeksi
-          Dehidrasi
-          Syok
-          Sindroma hemolitik-uremik 

b.             Pada dewasa, 30% kasus disebabkan oleh sepsis bakterialis.Sekitar 50% kasus terjadi pada wanita yang mengalami komplikasikehamilan:

·         abruptio placenta
·         placenta previa
·         perdarahan rahim
·         infeksi yang terjadi segera setelah melahirkan (sepsis puerpurium)
·         penyumbatan arteri oleh cairan ketuban (emboli)
·         kematian janin di dalam rahim
·         pre-eklamsi (tekanan darah tinggi disertai adanya protein dalam air kemih atau penimbunan cairan selama kehamilan).

E.          Dampak Nekrosis

Jaringan nekrotik akan menyebabkan peradangan sehingga jaringan nekrotik tersebut dihancurkan dan dihilangkan dengan tujuan membuka jalan bagi proses perbaikan untuk mengganti jaringan nekrotik. Jaringan nekrotik dapat digantikan oleh sel-sel regenerasi (terjadi resolusi) atau malah digantikan jaringan parut. Jika daerah nekrotik tidak dihancurkan atau dibuang maka akan ditutup oleh jaringan fibrosa dan akhirnya diisi garam-garam kalsium yang diendapkan dari darah di sekitar sirkulasi jaringan nekrotik . Proses pengendapan ini disebut kalsifikasi dan menyebabkan daerah nekrotik mengeras seperti batu dan tetap berada selama hidup.
Perubahan-perubahan pada jaringan nekrotik akan menyebabkan :

1.      Hilangnya fungsi daerah yang mati.

2.      Dapat menjadi fokus infeksi dan merupakan media pertumbuhan yang  baik untuk bakteri tertentu, misalnya bakteri saprofit pada gangren.

3.      Menimbulkan perubahan sistemik seperti demam dan peningkatan leukosit.

4.      Peningkatan kadar enzim-enzim tertentu dalam darah akibat kebocoran sel-sel yang mati.

F.           Pengobatan Nekrosis

Pengobatan nekrosis biasanya melibatkan dua proses yang berbeda. Biasanya,penyebab nekrosis harus diobati sebelum jaringan mati sendiri dapat ditangani. Sebagai contoh, seorang korban gigitan ular atau laba-laba akan menerima antiracununtuk menghentikan penyebaran racun, sedangkan pasien yang terinfeksiakan menerima antibiotik. Bahkan setelah penyebab awal nekrosis telahdihentikan, jaringan nekrotik akan tetap dalam tubuh. Respon kekebalan tubuhterhadap apoptosis, pemecahan otomatis turun dan daur ulang bahan sel, tidak dipicu oleh kematian sel nekrotik.
 Terapi standar nekrosis (luka,luka baring, lukabakar,dll)adalah bedahpengangkatan jaringan nekrotik. Tergantung padaberatnya nekrosis, ini bisa berkisar dari penghapusan patch kecil dari kulit, untuk menyelesaikan amputasi anggota badan yang terkena atau organ. Kimiapenghapusan, melaluienzimatik agen debriding, adalah pilihan lain. Dalam kasuspilih, khusus belatung terapi telah digunakan dengan hasil yang baik.

G.  Gangren

Gangrene berasal dari bahasa latin kata”gangraena” dan dari yunani gangraina, berartipembusukan jaringan. Jadi, Ganggren adalah kondisi yang mengancam jiwa yang serius dan berpotensi cukup besar ketika massa jaringan tubuh mati (nekrosis).Hal ini dapat terjadi setelah cedera atau infeksi atau pada orang yang menderita masalah kesehatan kronis yang mempengaruhi sirkulasidarah.penyebab utama gangren berkurangnya suplai darah ke jaringan yang terjangkit gangren, sehingga menyebabkan kematian sel. Serta Diabetes dan merokok dalam jangka panjangjuga dapatmeningkatkan risiko menderita gangren.
Ada berbagai jenis gangren dengan gejala yang berbeda, seperti gangren kering, gangren basah, gangrengas, gangren internal dan necrotizing fasciitis.  Gangrene dalam kasus yang parah dapat ditangani dengan cara penyiangan (amputasi) daribagian tubuh yang terjangkit, antibiotik, bedah vaskular, terapi belatung atau terapi oksigen hiperbarik.




BAB III

PENUTUP

A.          Kesimpulan

Degenerasi sel (kemunduran sel)  adalah kelainan sel yang terjadi akibat cedera ringan. Cedera ringan yang mengenai struktur dalam sel seperti mitokondria dansitoplasma akan mengganggu proses metabolisme sel Kerusakan reversibel artinya bisa diperbaiki apabila penyebabnya segera dihilangkan.Apabila tidak dihilangkan, atau bertambah berat, maka kerusakan menjadi reversibel, dan sel akan mati
Nekrosis merupakan kematian sel sebagai akibat dari adanya kerusakan selakut atau trauma (misalnya: kekurangan oksigen, perubahan suhu yangekstrem, dan cedera mekanis), di mana kematian sel tersebut terjadi secaratidak terkontrol yang dapat menyebabkan rusaknya sel, adanya responperadangan dan sangat berpotensi menyebabkan masalah kesehatan yangserius.
Nekrosis ada 7 jenis, yaitu:

1.      Nekrosis coagulative

2.      Liquefactive nekrosis(atau nekrosis colliquative)

3.      Gummatous nekrosis

4.      Denguenekrosis

5.      Nekrosis caseous

6.      Lemak nekrosis

7.      Nekrosis fibrinoid

Penyebab nekrosis ada 5, yaitu:
Ø  Iskhemi
Ø  Agens biologic
Ø  Agens kimia
Ø  Agens fisik
Ø  Kerentanan (hypersensitivity) dan akibat nekrosis,yaitu:
·         Pada bayi baru lahir, nekrosis kortikalis terjadi karena persalinan yangdisertai dengan abruptio placentae
·         sepsis bakterialis
·         Pada anak-anak, nekrosis kortikalis terjadi karena infeksi, dehidrasi,syok dan sindroma hemolitik-uremik 
·         Pada dewasa, 30% kasus disebabkan oleh sepsis bakterialis.

Sekitar 50% kasus terjadi pada wanita yang mengalami komplikasi kehamilan seperti abruptio placenta, placenta previa,perdarahan rahim,infeksi setelah melahirkan (sepsis puerpurium), penyumbatan arteri oleh cairan ketuban (emboli),kematian janin di dalam rahim dan pre-eklamasi (tekanan darah tinggi disertai adanya protein dalam air kemih atau penimbunan cairan selama kehamilan).
Terapi standar yang dapat menyembuhkan nekrosis adalah bedahpengangkatan jaringan nekrotik, penghapusan patch kecil dari kulit,amputasi anggota badan yang terkena atau organ, kimia penghapusan,melalui enzimatiagen debriding dan terapi dengan menggunakan belatung dalam kasus tertentu.

B.          Saran

Nekrosis merupakan kematian sel sebagai akibat dari adanya kerusakan selakut atau trauma, di mana kematian sel tersebut terjadi secara tidak terkontrol.Oleh karena itu kita perlu memperhatikan makanan yang akan kita konsumsi,menjaga aktivitas fisik serta selalu mengutamakan prilaku sehat agar tidak menyebabkan timbulnya gejala-gejala nekrosis yang dapat merusak sel danberpotensi menimbulkan masalah kesehatan yang serius.



DAFTAR PUSTAKA

1.             Alberts B, Johnson A, Lewis J, Raff M, Roberts K, Walter P. 2002. MolecularBiology of The Cell. New York and London: Garland Science NCBI Books
5.             http://respository. usu. ac. Id
6.             http://annapawes.blogspot.com/2013/03/perubahan-morfologi-pada-sel-yang.html
7.             http://www.slideshare.net/Kampus-Sakinah/degenerasi-dan-nekrosis
8.             http://www.scribd.com/doc/43977116/Degenerasi-Dan-Nekrosis-Sel

9.             Tamher Sayti, Heryati. 2002. Patologi. Tran Info Media. Jakarta Timur

1 komentar: