Jumat, 30 Mei 2014

Filled Under:

MAKALAH MALARIA

00.13

BAB I
PENDAHULUAN
A.   LATAR BELAKANG
Malaria masih merupakan masalah penyakit endemik di wilayah Indonesia Timur khususnya Nusa Tenggara Barat. Salah satu masalah yang dihadapi adalah kesulitan mendiagnosis secara cepat dan tepat. Berdasarkan hasil evaluasi Program Pemantapan Mutu Eksternal Laboratorium Kesehatan pada pemeriksaan mikroskopis malaria, yang dilakukan oleh Balai Laboratorium Kesehatan Mataram, dari 19 laboratorium di NTB yang mengevaluasi menggunakan preparat positif malaria, hanya 79% peteknik laboratorium yang dapat membaca preparat dengan benar.
Kepentingan untuk mendapatkan diagnosis yang cepat pada penderita yang diduga menderita malaria merupakan tantangan untuk mendapatkan uji/metode laboratorik yang tepat, cepat, sensitif, mudah dilakukan, serta ekonomis. Peranan keendemikan (endemisitas) malaria, migrasi penduduk yang cepat, serta berpindah-pindah (traveling) dari daerah endemis, secara tidak langsung mempengaruhi masalah diagnostik laboratorikmaupun terapi malaria. Perubahan gambaran morfologi parasit malaria, serta variasi galur (strain), yang kemungkinan disebabkan oleh pemakaian obat antimalaria secara tidak tepat (irasional), membuat masalah semakin sulit terpecahkan bila hanya mengandalkan teknik diagnosis mikroskopis. Ditambah lagi rendahnya mutu mikroskop dan pereaksi (reagen) serta kurang terlatihnya tenaga pemeriksa, menimbulkan kendala dalam memeriksa parasit malaria secara mikroskopis yang selama ini merupakan standar emas (gold standard) pemeriksaan laboratoris malaria.
B.   Rumusan Masalah
1.      Apa definisi malaria?
2.      Alat-alat dan bahan-bahan apa saja yang digunakan untuk pemeriksaan penyakit malaria?
3.      Reagent apa yang digunakan untuk pemeriksaan penyakit malaria?
4.      Bagaimana cara kerja pemeriksaan penyakit malaria?
5.      Bagaimana cara pembacaan hasil pemeriksaan penyakit malaria?
C.   Tujuan
1.      Untuk memenuhi tugas mata kuliah Mikrobiologi dengan menjelaskan mengenai malaria.
2.      Untuk lebih memahami mengenai mekanisme dan pemeriksaan malaria dan dapat mengaplikasikan cara pemeriksaannya pada praktek

D.   Ruang Lingkup Penulisan

Adapun penulisan makalah ini hanya membatasi pada pengertian degenerasi, nekrosis,apoptosis,mekanisme nekrosis danapoptosis, tahap nekrosis dan apoptosis,jenis-jenis nekrosis atau kematian jaringan,penyebab nekrosis dan dampak nekrosis,dan pengobatan nekrosis.

E.   Metode Penulisan

Dalam pengumpulan data untuk penulisan makalah ini, penulis menggunakan beberapa metode, yaitu :

1.    Stu di literature yang terdapat dalam buku-buku maupun yang terdapat darisumber internet.

2.    Diskusi kelompok.

F.    Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan makalah ini terdiri dari tiga Bab yang disusun sebagai berikut :
              BAB  I     = Pendahuluan
              BAB  II    = Pembahasan          
              BAB  III   = Penutup




BAB II
PEMBAHASAN
A.   Pengertian Malaria
Penyakit malaria adalah salah satu dari jenis penyakit menular dan disebabkan oleh parasit dari genus plasmodium yang termasuk golongan protozoa melalui perantaraan tusukan ( gigitan) nyamuk Anopheles.
Penyakit Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh protozoa parasit yang merupakan golongan Plasmodium, dimana proses penularannya melalui gigitan nyamuk Anopheles. Protozoa parasit jenis ini banyak sekali tersebar di wilayah tropik, misalnya di Amerika, Asia dan Afrika.Ada empat type plasmodium parasit yang dapat meng-infeksi manusia, namun yang seringkali ditemui pada kasus penyakit malaria adalah Plasmodium falciparum and Plasmodium vivax. Lainnya adalah Plasmodium ovale dan Plasmodium malaria.
 Malaria adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh parasit dari genus Plasmodium, yang ditularkan melalui gigitan nyamuk  anopheles betina yang kemudian menyerang sel-sel darah merah.Kata malaria sendiri berasal dari bahasa Italia mala ariayang berarti “udara buruk”. Kata malaria  pertama kali digunakan dalam bahasa Inggris tahun 1740 oleh H. Walpole.dengan gambaran penyakit berupa demam yang sering periodik, anemia, pembesaran limpa dan berbagai kumpulan gejala oleh karena pengaruhnya pada beberapa organ misalnya otak, hati dan ginjal . Penyakit ini menyerang semua kalangan baik laki-laki ataupun perempuan, pada semua umur dari bayi, anak-anak sampai orang dewasa.Hanya Anopheles betina yang menghisap darah dan membawa Sporozoit Plasmodium dalam kelenjar ludahnya yang menyebabkan Malaria.
B.   Penyebab Penyakit Malaria
Penyebab penyakit malaria adalah parasit plasmodium yang terdapat pada nyamuk anopheles. setidaknya ada empat type plasmodium yang dapat meng-infeksi manusia:
1.    plasmodium falciparum.
menimbulkan malaria falsifarum (malaria tertiana berat), sebagai penyebab malaria akut yang menyebabkan kematian di seluruh dunia dengan angka sekitar 90% dari total kematian akibat penyakit malaria di seluruh dunia. Masa inkubasi pada penularan secara alamiah plasmodium falciparum adalah 12 hari.
2.    plasmodium vivax,
menimbulkan malaria vivax (malaria tertiana ringan), plasmodium vivax paling sering ditemukan dalam kasus penyakit malaria di seluruh dunia. Masa inkubasi pada penularan secara alamiah plasmodium vivax  adalah 13-17  hari
3.    plasmodium ovale
jenis ini jarang sekali dijumpai di Indonesia, karena umumnya banyak  kasusnya terjadi di Afrika dan Pasifik Barat. Masa inkubasi pada   penularan secara alamiah plasmodium ovale adalah 13-17 hari.
4.    Plasmodium malaria
penyebab malaria quartana dan Masa inkubasi pada penularan secara alamiah plasmodium malariae adalah 28-30 hari.
C.   Gejala Klinis
Secara klinis, gejala dari penyakit malaria terdiri atas beberapa serangan demam dengan interval tertentu yang diselingi oleh suatu periode dimana penderita bebas sama sekali dari demam. Gejala klinis malaria antara lain sebagai berikut :
1.    Badan terasa lemas dan pucat karena kekurangan darah dan berkeringat
2.    Nafsu makan menurun
3.    Mual-mual kadang-kadang diikuti muntah
4.    Sakit kepala yang berat, terus menerus, khususnya pada infeksi dengan plasmodium Falciparum
5.    Dalam keadaan menahun (kronis) gejala diatas, disertai pembesaran limpa
6.    Malaria berat, seperti gejala diatas disertai kejang-kejang dan penurunan kesadaran
7.    Pada anak, makin muda usia makin tidak jelas gejala klinisnya tetapi yang menonjol adalah mencret (diare) dan pucat karena kekurangan darah (anemia).
Malaria menunjukkan gejala-gejala yang khas, yaitu:

1.    Demam berulang yang terdiri dari tiga stadium: stadium dingin, stadium demam, dan stadium berkeringat
2.    Splenomegali (pembengkakan limpa)
3.    Anemi yang disertai malaise
4.    Patofisiologi
Gejala-gejala yang disebutkan diatas tidak selalu sama pada setiap penderita, tergantung pada spesies parasit dan umur dari penderita, gejala klinis yang berat biasanya terjadi pada malaria tropika yang disebabkan oleh plasmodium falciparum.
D.   Alat dan Bahan yang digunakan untuk pemeriksaan penyakit malaria :
a.       Alat
1.      Alat
2.      Mikroskop
3.      Pipet tetes
4.      Objek glass
5.      Cover glass
6.      Batang lidi
7.      Blood lancet
8.      Auto click
9.      Kapas beralkohol 70%
10.  Kertas saring
11.  Beaker glass
b.      Bahan
1.      Darah
2.      Oil imersion
3.      Alcohol 70%
4.      Methanol
5.      Cat giemsa
Cara Kerja Pembuatan preparat HDT ( Hapusan Darah Tepi ) :
1.      Usap bagian ujung jari yang akan ditusuk dengan alcohol 70%.
2.      Tusuk menggunakan auto click.
3.      Usap darah pertama yang keluar menggunakan kapas / tissue.
4.      Teteskan darah yang kedua pada ujung objek glass.
5.      Hapus searah dengan menggunakan cover glass.
6.      Tunggu hingga kering, lalu cat.
E.   Reagent yang digunakan

Khusus untuk reagent di laboratorium Mikrobiologi berikut adalah daftar jenis larutan pewarna dan reagen mikrobiologi dengan cara pengujiannya :
1.      Pewarna gram
spesimen / media yang digunakan : Sediaan apus
Organisme kontrol dan hasil yang diharapkan:
Streptococcus = Coccus gram positif
Ecoli = Basil gram negative

2.      Pewarna Ziehl neelsen
Spesimen / media yang di gunakan : Sediaan apus dahak
Organisme kontrol dan hasil yang diharapkan:
M. tubercolosis = tampak adanya BTA berbentuk batang merah
Campuran flora tidak tahan asam = tidak ditemukan BTA

3.      Pewarna acridine orange
Organisme kontrol dan hasil yang diharapkan:
E.Coli = Basil / cocci
S. aureus = Berfluoresensi

4.      Pewarna Giemsa
Spesimen / media yang di gunakan : Hapusan darah tepi
Organisme kontrol dan hasil yang diharapkan:
Parasit malaria = ditemukan pasit malaria

5.      Larutan Jodium
Spesimen / media yang di gunakan : tinja yang diawetkan dengan formalin
Organisme kontrol dan hasil yang diharapkan:
Kista entamoeba sp/giardia 1 = terlihat inti kista

6.      Pewarna Spora
Organisme kontrol dan hasil yang diharapkan:
Baciles species = spora terwarnai satu warna, Bacillus terwarnai warna lain/counter stain

7.      Basitracin disc
Spesimen / media yang di gunakan : Agar darah
Organisme kontrol dan hasil yang diharapkan:
S. pyogenes = ada zona pembatas
S. faecalis = tidak ada zona pembatas

8.      Catalase
Spesimen / media yang di gunakan : Tryptic soy agar
Organisme kontrol dan hasil yang diharapkan:
S. aureus = terlihat adanya bubbles (gelembung)
S. faecalis = tidak terdapat bubbles

9.      ONPG
Spesimen / media yang di gunakan : TSI atau Kliger agar
Organisme kontrol dan hasil yang diharapkan:
Serratia marcescens = berwarna kuning
E.Coli, S typhymurium, proteus SP = tidak berwarna

10.  Optochin disc
Spesimen / media yang di gunakan : Blood Agar
Organisme kontrol dan hasil yang diharapkan:
S.pneumoniae = tidak ada pertumbuhan di sekitar disc
S. Mitis

11.  Oxidase
Spesimen / media yang di gunakan : Tryptic soy agar
Organisme kontrol dan hasil yang diharapkan:
P. aeruginosa = Warna koloni menjadi merah
E.Coli = hitam / ungu dalam 20 detik koloni tidak berubah warna

12.  Coagulase
Organisme kontrol dan hasil yang diharapkan:
S.aureus = terbentuk gumpalan dalam 4 jam
S.epidermis = tidak berbentuk gumpalan

13.  Indole
Organisme kontrol dan hasil yang diharapkan:
E.coli = Cincin merah pada permukaan
E. aerogenes = tidak berbentuk gumpalan

14.  Methyl red
Organisme kontrol dan hasil yang diharapkan:
E.Coli = warna merah
E. aerogenes = tidak berwarna
15.  Voges proskauer
rganisme kontrol dan hasil yang diharapkan:
E.aerogenes = warna merah
E.Coli = tidak berwarna

16.  Oxidase disc
Organisme kontrol dan hasil yang diharapkan:
P.aeruginosa = warna ungu dalam 30 detik
E.coli = Tidak berwarna dalam 30 detik

F.    Cara kerja

1.      Encerkan  terlebih dahulu larutan Giemsa dengan Aquades dengan perbandingan 1:7 atau 1:10 tetes
2.      Campur hingga rata
3.      Letakkan sediaan diatas rak pewarna,kemudian pulas dengan campuran giemsa dan aquades tadi menutupi seluruh sediaan dan biarkan selama 15 menit untuk sediaan darah tebal
4.      Kemudian tuangkan air keran diatasnya perlahan sampai zat pewarna hilang
5.      Dikering anginkan dengan dialasi tissu
6.      Diperiksa dibawah mikroskop

G.  Cara pembacaan atau pemeriksaan malaria:

1.      Sediaan yang sudah diwarnai dan sudah kering diperiksa dengan mikroskop
2.      Tetes 1 tetes oil imersi diatas sediaan dan periksa dengan pembesaran obyektif 100x dan okuler 5 sampai 6x
Carilah gambar tofozoid yang mempunyai inti berwarna merah sitoplasma berwarna biru. Untuk trofozoid yang lebih tua dapat dibantu dengan adanya pigmen yang berwarna coklat muda sampai tua bahkan sampai berwarna hitam. Bila plasmodium suda diketahui, maka langkah selanjutnya memperkirakan kemungkinan adanya plasmodium yang lain (infeksi campuran)
3.      Pemeriksaan dilakukan dengan zig zag yaitu dari satu sisi ke sisi yang lain kemudian kembali kesisi semula dan demikian seterusnya. Setiap menukar arah hendaknya digeser satu lapangan pandang mikroskop demikian halnya mikrometer selalu diatur agar diperoleh gambar jelas

H.    Cara pelaporan hasil pemeriksaan:
1.      Tidak dijumpai parasit malaria /100lp ditulis plasmodium (neg)
2.      Dijumpai Plasmodium Falciparum ditulis F(+)
3.      Dijumpai Plasmodium Vivax ditulis V(+)
4.      Dijumpai Plasmodium Malariae ditulis M(+)
5.      Dijumpai lebih dari 1 spesies plasmodium (infeksi campuran)
 #plasmodium vivax dan plasmodium falciparum ditulis V+F(+)
 #plasmodium falciparum dan plasmodium malariae ditulis F+M(+)
Ex. Hasil:
Dari pemeriksaan malaria menggunakan teknik pengambilan darah melalui kapiler dengan pengecatan giemsa terhadap Ny.X mendapat hasil yaitu  F(+)  yang artinya bahwa didalam darah Ny.X dijumpai Plasmodium Falciparum. 
Pembahasan dan kesimpulan:
Dari hasil yang saya dapat pada saat pemeriksaan malaria menggunakan metode pewarnaan Giemsa terhadap Ny.X yaitu F(+)
Hasil diatas menunjukkan bahwa didalam darah Ny.X terdapat plasmodium falciparum yang merupakan salah satu indikasi adanya penyakit  malaria dalam tubuh pasien tersebut.   
Selain itu ada beberapa faktor kesalahan pada pemeriksaan malaria dengan menggunakan metode Giemsa antara lain:
1.    Tidak pastinya penentuan plasmodium parasit malaria sesuai morfologinya, untuk itu perlu mendalami dan mengenal ciri morfologinya masing masing stadium
2.    Kwalitas pengenceran reagen pewarna kurang tepat
3.    Waktu pewarnaan tidak tepat
4.    Alat atau slide yang kurang bersih dan bebas lemak 
Kesalahan seperti diatas dapat menyebabkan kurang akuratnya hasil pemeriksaan Malaria. Sehingga diharapkan pemeriksa benar benar memperhatikan cara kerja dan faktor diatas agar hasil yang didapatkan lebih akurat.
Kesimpulan:
Dari hasil pemeriksaan dapat ditarik kesimpulan bahwa Ny.X  positif menderita penyakit malaria yang diketahui dari ditemukannya plasmodium falciparum dalam slide pemeriksaan malaria dengan menggunakan metode pewarnaan giemsa.




BAB III
PENUTUP
A.   Kesimpulan
Penyakit malaria adalah salah satu dari jenis penyakit menular dan disebabkan oleh parasit dari genus plasmodium yang termasuk golongan protozoa melalui perantaraan tusukan ( gigitan) nyamuk Anopheles
Penyakit Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh protozoa parasit yang merupakan golongan Plasmodium, dimana proses penularannya melalui gigitan nyamuk Anopheles.
Malaria adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh parasit dari genus Plasmodium, yang ditularkan melalui gigitan nyamuk  anopheles betina yang kemudian menyerang sel-sel darah merah.
Malaria dapat disebabkan:
  1. plasmodium falciparum
  2. plasmodium vivax
  3. plasmodium ovale
4.      Plasmodium malaria

Gejala klinis penyakit malaria
1.      Badan terasa lemas dan pucat karena kekurangan darah dan berkeringat
2.      Nafsu makan menurun
3.      Mual-mual kadang-kadang diikuti muntah
4.      Sakit kepala yang berat, terus menerus, khususnya pada infeksi dengan plasmodium Falciparum
5.      Dalam keadaan menahun (kronis) gejala diatas, disertai pembesaran limpa
6.      Malaria berat, seperti gejala diatas disertai kejang-kejang dan penurunan kesadaran
7.      Pada anak, makin muda usia makin tidak jelas gejala klinisnya tetapi yang menonjol adalah mencret (diare) dan pusat karena kekurangan darah (anemia) serta adanya riwayat kunjungan ke atau berasal dari daerah malaria.


B.   Saran
pemerintah
Disarankan agar pemerintah dapat memperhatikan kondisi rakyat kecil yang sangat rentan terkena penyakit malaria sebelum terjadi kejadian luar biasa (KLB) dan juga diharapkan kepada petugas kesehatan agar selalu memberikan penyuluhan kepada masyarakat agar dapat mencegah penyakit malaria.
Masyarakat
    Disarankan kepada masyakat untuk menjaga kebersihan lingkungan agar terhindar dari penyakit malaria yang di sebabkan nyamuk anopheles yang dapat berkembang biak dilingkungan yang kotor.


DAFTAR PUSTAKA
Adiputro, Didiet, 2008. Malaria Masih Menghantui Indonesia,  www.perspektif.net diakses tanggal 7 Maret 2013
Rampengan dan Laurent. 1997. Penyakit Infeksi Tropik pada Anak. Buku kedokteran: EGC
Suriadi dan Rita Yuliani. 2001. Asuhan Keperawatan pada Anak. Jakarta: PT Fajar Interpratama
http://marnaam.blogspot.com/2013/05/penyakit-malaria_5.html
http://dewirinjanimidwifery.blogspot.com/2012/01/makalah-mikrobiologi.html

http://dindabarbie18.blogspot.com/2013/09/laporan-praktikum-parasitologi.html

0 komentar:

Posting Komentar