KATA PENGANTAR
Puji
syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya, sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah ini yang
alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul Konsep Dasar Interaksi Sosial.
Makalah ini berisikan informasi
tentang pengertian Konsep Dasar Interaksi Sosial, . Diharapkan makalah
ini dapat memberikan informasi kepada kita semua.
Kami
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.
Akhir
kata kami sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT
senantiasa meridhoi segala usaha kita. Amin.
Singkawang, 09 Maret 2014
Penyusun
DAFTAR ISI
A. Proses Interaksi ………………………………………………..……11
B. Interaksi perawat dengan
pasien…………………………………….11
C.
Ada Empat Fase dalam Interaksi Perawat dengan Pasien ..…………11
BAB IV
PENUTUP…………………………………………………………16
B. Saran16
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Latar
Belakang MasalahManusia senantiasa melakukan hubungan dan pengaruh timbal balik
denganmanusia yang lain dalam rangka memenuhi kebutuhan dan
mempertahankankehidupannya. Bahkan, secara ekterm manusia akan mempunyai arti
jika ada manusiayang lain tempat ia berinteraksi. Interaksi sosial bisa
didefinisikan sebagai hubungandan pengaruh timbal balik antara individu dengan
individu, individu dengankelompok individu yang lainnya. Interaksi sosial
merupakan bentuk dari dinamikasosial budaya yang ada didalam masyarakat. Dengan
demikian, dengan interaksisosial akan memungkinkan terjadinya
perubahan-perubahan didalam masyarakatyang akan membentuk hal-hal yang baru
yang membuat dinamika masyarakatmenjadi hidup. Perubahan-perubahan ini akan
terjadi sambung-menyambung darigenerasi yang satu ke generasi berikutnya
sepanjang zaman. Interaksi sosial itusifatnya dinamis. Dalam kenyataan
sehari-hari terdapat tiga macam cakupan interaksidalam definisi interaksi
sosial yaitu interaksi antara individu dengan individu,individu dengan kelompok
dan kelompok dengan kelompok.
B. Tujuan
1.
Untuk
mengetahui pengertian interaksi sosial
2.
Untuk mengetahui ciri-ciri interaksi sosial sosial
4. Untuk
mengetahui syarat terjadinya interaksi social
5. Untuk
mengetahui factor pendorong terjadinya interaksi social
6.
Mengetahui bagaimana caranya
berinteraksi dengan seorang pasien.
C. Rumusan masalah
Melihat latar belakang diatas, maka penulis
akan merumuskan masalahmengenai :
1.
Apa
yang dimaksud interaksi sosial?
2.
Sebutkan
ciri-ciri terjadinya intraksi sosial?
3.
Sebutkan macam-macam interaksi social?
4.
Apa
saja syarat terjadinya interaksi
social?
5.
Apa saja yang termasuk Faktor pendorong interaksi
sosial?
6.
Bagaimana
caranya atau bentuk berinteraksi seorang perawat dengan pasien?
D. Metode Penulisan
Dalam pengumpulan data untuk
penulisan makalah ini, penulis menggunakan beberapa metode, yaitu :
1. Studi literature yang terdapat dalam buku-buku maupun yang terdapat dari sumber internet.
2. Diskusi kelompok.
E. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan makalah ini terdiri dari tiga Bab
yang disusun sebagai berikut :
BAB I = Pendahuluan
BAB II = Pembahasan
BAB III = Pembahasan
BAB IV = Penutup
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Interaksi
Sosial
1. Pengertian Interaksi
Sosial
Interaksi social adalah hubungan timbal balik
antara individu dan individu, antara individu dengan kelompok atau
antara kelompok dengan kelompok dalam berbagai bentuk seperti
kerjasama, persaingan ataupun pertikaian.
Proses sosial adalah suatu interaksi atau hubungan timbal balik atau saling
mempengaruhi antar manusia yang berlangsung sepanjang hidupnya didalam
amasyarakat. Menurut Soerjono Soekanto, proses sosial diartikan sebagai
cara-cara berhubungan yang dapat dilihat jika individu dan kelompok-kelompok
sosial saling bertemu serta menentukan sistem dan bentuk hubungan sosial.
Dalam kamus Bahasa Indonesia Interaksi
didifinisikan sebagai hal saling melakukan aksi, berhubungan atau saling
mempengaruhi. Dengan
demikian interaksi adalah
hubungan timbal balik (sosial) berupa aksi saling mempengaruhi antara individu
dengan individu, antara individu dan kelompok dan antara kelompok dengan kelompok.
2.
Pengertian
Interaksi Menurut Para Ahli
a.
ASTRID.
S. SUSANTO
Mengatakan Interaksi Sosial adalah hubungan antar manusia
yang menghasilkan hubungan tetap dan pada akhirnya memungkinkan pembentukan
struktur sosial. Hasil interaksi sangat ditentukan oleh nilai dan arti serta
interpretasi yang diberikan oleh pihak-pihak yang terlibat dalam interaksi ini.
b.
BONNER
Interaksi sosial
adalah suatu hubungan antara dua individu atau lebih yang saling mempengaruhi,
mengubah, atau memperbaiki kelakuan individu yang lain atau sebaliknya.
c.
KIMBALL
YOUNG & RAYMOND W. MACK
Interaksi sosial
adalah hubungan sosial yang dinamis dan menyangkut hubungan antar individu,
antara individu dengan kelompok, maupun antara kelompok dengan kelompok
lainnya.
d.
SOERJONO
SOEKANTO
Interaksi sosial
merupakan dasar proses sosial yang terjadi karena adanya hubungan-hubungan
sosial yang dinamis mencakup hubungan antara individu,
antar kelompok, atau antara
individu dan kelompok
e.
GILLIN
& GILLIN
Interaksi sosial
adalah suatu hubungan sosial yang dinamis antara individu dengan individu,
individu dengan kelompok, dan kelompok dengan kelompok
f.
MARYATI
& SU
g.
RYAWATI
Interaksi sosial adalah kontak aau
hubungan timbal balik atau interstimulasi dan respons antar individu, antar
kelompok atau antar individu dan kelompok.
h.
MURDIYATMOKO
& HANDAYANI
Interaksi sosial
adalh hubungan antar manusia yang menghasilkan suatu proses pengaruh
mempengaruhi yang menghasilkan hubungan tetap dan pada akhirnya memungkinkan
pembentukan struktur sosial.
B. Ciri - Ciri Interaksi Sosial
Menurut Tim Sosiologi (2002), ada empat ciri - ciri interaksi
sosial, antara lain:
a.
Jumlah pelakunya lebih dari satu orang
b.
Terjadinya komunikasi di antara pelaku melalui kontak sosial
c.
Mempunyai maksud atau tujuan yang jelas
d.
Dilaksanakan melalui suatu pola sistem sosial tertentu
C. Macam - Macam Interaksi Sosial
Menurut Maryati
dan Suryawati (2003) interaksi sosial dibagi menjadi tiga macam, yaitu :
1.
Interaksi antara
individu dan individu, dalam hubungan ini bisa
terjadi interaksi positif ataupun negatif.
1.
Interaksi positif,
jika hubungan yang terjadi saling menguntungkan.
2.
Interaksi negatif,
jika hubungan timbal balik merugikan satu pihak atau keduanya (bermusuhan).
2.
Interaksi antara
individu dan kelompok
Interaksi ini
pun dapat berlangsung secara positif maupun negatif. Bentuk interaksi sosial
individu dan kelompok bermacam - macam sesuai situasi dan kondisinya.
3.
Interaksi sosial
antara kelompok dan kelompok
Interaksi
sosial kelompok dan kelompok terjadi sebagai satu kesatuan bukan kehendak
pribadi. Misalnya, kerja sama antara dua perusahaan untuk membicarakan suatu
proyek.
D. Syarat Terjadinya
Interaksi adalah:
1.
Adanya kontak sosial
Kata kontak dalam
bahasa inggrisnya “contack”, dari bahasa lain “con” atau “cum” yang artinya
bersama-sama dan “tangere” yang artinya menyentuh. Jadi kontak berarti
sama-sama menyentuh. Kontak sosial ini tidak selalu melalui interaksi
atau hubungan fisik, karena orang dapat melakuan kontak sosial tidak
dengan menyentuh, misalnya menggunakan HP, telepon, menulis surat, dan internet.
Kontak
hanya dapat berlangsung apabila kedua belah pihak sadar akan kedudukan atau
kondisi masing-masing. Untuk itu kontak memerlukan kerja sama dengan orang
lain. Di era globalisasi kontak dapat berlangsung dengan mudah dan cepat,
karena adanya kemajuan teknologi yang makin canggih. Misalnya dengan adanya
internet, HP, telepon, telegram, dan email.
Kontak sosial dapat
dibedakan sebagai berikut.
a)
Berdasarkan bentuk (wujud)
Berdasarkan bentuknya kontak dapat dibedakan
menjadi berikut ini.
1)
Kontak antara individu dengan individu Contoh:
mahasiwa dan mahasiswa.
2)
Kontak antara individu dengan kelompok Contoh:
Guru dengan murid-muridnya di kelas, penceramah dengan peserta seminar.
3)
Kontak antara kelompok dengan kelompok Contoh:
b)
Berdasarkan cara
Berdasarkan caranya kontak dibedakan
menjadi dua, yaitu berikut ini.
1)
Kontak langsung (primer) Kontak langsung yaitu hubungan
timbal balik yang terjadi secara langsung, contoh: berbicara, berjabat tangan,
tersenyum, dan bahasa isyarat.
2)
Kontak tidak langsung (sekunder),
Kontak tidak langsung (sekunder) yaitu hubungan timbal balik yang yang
memerlukan perantara (media). Perantara/media yang digunakan dalam kontak
sekunder bisa berupa benda misalnya, telepon, TV, radio, HP, surat, dan
telegram atau bisa juga menggunakan manusia, misalnya seorang pemuda meminang
seorang gadis melalui orang lain.
c)
Berdasarkan sifatnya
Berdasarkan sifatnya kontak sosial ada dua
macam, yaitu berikut ini.
1)
Kontak positif yaitu
kontak sosial yang mengarah kepada suatu kerja sama, misalnya kontak antara
pedagang dengan pembeli.
2)
Kontak negatif yaitu
kontak sosial yang mengarah kepada suatu pertentangan, misalnya kontak senjata
antara dua negara yang sedang berperang.
2.
Komunikasi sosial
Komunikasi
adalah suatu proses penyampaian informasi dari satu pihak kepihak yang lain
dalam rangka mencapai tujuan bersama. Melalui tafsiran pada perilaku
pihak lain, seseorang mewujudkan perilaku sebagai reaksi terhadap maksud atau
peran yang ingin disampaikan oleh pihak itu.
Komunikasi
sosial dapat diwujdukan dengan pembicaraan, gerak-gerik fisik ataupun perasaan.
Selanjutnya dari sini timbul sikap dan ungkapan perasaan, seperti senang,
ragu-ragu, takut atau menolak, bersahabat yang merupakan reaksi atas pesan yang
diterima. Saat ada aksi dan reaksi itulah terjadinya komunikasi.
Sedangkan
komunikasi sosial dapat diartikan sebagai syarat pokok lain daripada proses
sosial. Komunikasi sosial mengandung pengertian persamaan pandangan antara
orang-orang yang berinteraksi terhadap sesuatu.
a)
Komunikasi
dibedakan menjadi dua, yaitu berikut ini.
1)
Komunikasi lisan
(verbal), yaitu komunikasi dengan
menggunakan kata-kata (verbal) yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak.
Contoh: berbicara langsung dan melalui telepon.
2)
Komunikasi nonverbal
(isyarat), yaitu komunikasi dengan
menggunakan gerak-gerik badan, bahasa isyarat, atau menunjukkan sikap tertentu.
Contoh: menggelengkan kepala, mengangkat bahu, dan melambaikan tangan.
E.
Factor-Faktor
yang Mendorong Terjadinya Interaksi Sosial
Menurut Sitorus (2000), berlangsungnya suatu interaksi
sosial dapat didasarkan pada berbagai faktor, antara lain imitasi, sugesti,
identifikasi, dan simpati. Faktor-faktor tersebut dapat bergerak
sendiri-sendiri secara terpisah ataupun saling berkaitan.
1.
Imitasi yaitu tindakan meniru orang
lain. Salah satu segi positifnya adalah bahwa
imitasi dapat mendorong seseorang untuk mematuhi kaidah-kaidah dan nilai-nilai
yang berlaku
2.
Sugesti, sugesti ini berlangsung
apabila seseorang memberikan pandangan atau sikap yang dianutnya, lalu diterima
oleh orang lain. Biasanya sugesti muncul ketika sipenerima sedang dalam kondisi
yang tidak netral sehingga tidak dapat bewrfikir rasional. Biasanya sugesti
berasal dari orang-orang sebagai berikut:
a)
Orang yang berwibawa, karismatik dan
punya pengaruh terhadap yang disugesti, misalnya orang tua ulama dsb.
b)
Orang yang memiliki kedudukan lebih
tinggi dari pada yang disugesti.
c)
Kelompok mayoritas terhadap minoritas.
d) Reklame
atau iklan media masa.
3.
Identifikasi yaitu merupakan
kecenderungan atau keinginan seseorang untuk menjadi sama dengan pihak lain
(meniru secara keseluruhan).
4.
Simpati yaitu merupakan suatu proses
dimana seorang merasa tertarik kepada pihak lain. Melalui proses simpati orang
merasa dirinya seolah-olah dirinya berasa dalam keadaan orang lain.
5.
Empati yaitu merupakan simpati yang mendalam
yang dapat mempengaruhi kejiwaan dan fisik seseorang.
F. Bentuk - Bentuk Interaksi Sosial
Berdasarkan
pendapat menurut Tim Sosiologi (2002), interaksi sosial dikategorikan ke dalam
dua bentuk, yaitu :
1.
Interaksi sosial yang
bersifat asosiatif, yakni yang mengarah kepada bentuk - bentuk asosiasi
(hubungan atau gabungan) seperti :
a.
Kerja sama
Adalah suatu
usaha bersama antara orang perorangan atau kelompok untuk mencapai tujuan
bersama.
b.
Akomodasi
Adalah suatu proses
penyesuaian sosial dalam interaksi antara pribadi dan kelompok - kelompok
manusia untuk meredakan pertentangan.
Bentuk – bentuk Akomodasi :
Kita sebagai manusia
pastinya tidak pernah luput dari suatu permasalahan konflik atau pertentangan.
Maka itu, tanpa kita semua sadari bahwa konflik atau pertentangan termasuk
dalam akomodasi. Akomodasi adalah suatu interaksi sosial yang dilakukan
antara individu maupun kelompok yang bertujuan untuk menyelesaikan suatu
pertentangan atau konflik. Ada beberapa macam bentuk akomodasi, berikut
ini adalah penjelasan singkatnya:
1)
Arbitration
Arbitration merupakan suatu
pengendalian atau penyelesaian konflik yang menunjuk pihak ketiga untuk
memutuskan konflik atau pertentangan tersebut. Dalam bentuk ini, pihak yang
bertikai berusaha untuk mencari pihak ketiga untuk mengendalikan konflik
tersebut.
2)
Mediation
Mediation merupakan penyelesaian
konflik yang dilakukan melalui suatu jasa perantara yang bersikap netral. Pada
mediasi, terdapat pihak yang berusaha untuk mempertemukan pihak-pihak yang
bertikai antara dua belah pihak.
3)
Coercion
Coercion
merupakan pengendalian konflik yang dilakukan dengan tindakan
kekerasan. Sehingga, konflik tersebut tidak diselesaikan dengan cara damai
tetapi dengan cara keras.
4)
Conciliation
Conciliation merupakan suatu pengendalian konflik dengan cara melalui
lembaga tertentu. Pada bentuk ini, lembaga tertentu melakukan persetujuan pada
kedua pihak yang bertikai sehingga tidak terulang kembali konflik tersebut.
5)
Ajudication
Ajudication merupakan suatu pengendalian
konflik yang diselesaikan dengan cara pengadilan atau diselesaikan di
pengadilan.
6)
Compromise
Compromise merupakan suatu persetujuan yang dilakukan dengan cara
perdamaian untuk saling bersama-sama mengurangi tuntutan.
7)
Toleration
Toleration merupakan suatu sikap saling menghargai perbedaan-perbedaan
yang terdapat dalam masyarakat. Dalam bentuk ini, masyarakat
harus saling menghargai satu sama lainnya. Apa yang dianutnya, apa yang
dipercayainya, dan sebagainya.
8)
Stalemate
Stalemate merupakan suatu
keadaan yang ditandai dengan adanya kekuatan yang seimbang di antara kedua
pihak yang bertikai. Sehingga, pertikaian tersebut terhenti pada titik
tertentu.
c.
Asimilasi
Adalah proses
sosial yang timbul bila ada kelompok masyarakat dengan latar belakang kebudayaan
yang berbeda, saling bergaul secara intensif dalam jangka waktu lama, sehingga
lambat laun kebudayaan asli mereka akan berubah sifat dan wujudnya membentuk
kebudayaan baru sebagai kebudayaan campuran.
d.
Akulturasi
Adalah proses
sosial yang timbul, apabila suatu kelompok masyarakat manusia dengan suatu
kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur - unsur dari suatu kebudayaan asing
sedemikian rupa sehingga lambat laun unsur - unsur kebudayaan asing itu
diterima dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri, tanpa menyebabkan hilangnya
kepribadian dari kebudayaan itu sendiri.
2.
Interaksi sosial yang
bersifat disosiatif, yakni yang mengarah kepada bentuk - bentuk pertentangan
atau konflik, seperti :
a.
Persaingan
Adalah suatu perjuangan yang dilakukan perorangan atau
kelompok sosial tertentu, agar memperoleh kemenangan atau hasil secara
kompetitif, tanpa menimbulkan ancaman atau benturan fisik di pihak lawannya.
b.
Kontravensi
Adalah bentuk proses sosial yang berada di antara persaingan
dan pertentangan atau konflik. Wujud kontravensi antara lain sikap tidak
senang, baik secara tersembunyi maupun secara terang - terangan yang ditujukan
terhadap perorangan atau kelompok atau terhadap unsur - unsur kebudayaan
golongan tertentu. Sikap tersebut dapat berubah menjadi kebencian akan tetapi
tidak sampai menjadi pertentangan atau konflik.
c.
Konflik
Adalah proses sosial antar perorangan atau kelompok
masyarakat tertentu, akibat adanya perbedaan paham dan kepentingan yang sangat
mendasar, sehingga
menimbulkan adanya semacam gap atau jurang pemisah yang mengganjal interaksi sosial diantara mereka yang bertikai tersebut.
BAB III
PEMBAHASAN
PROSES INTERAKSI PERAWAT DENGAN
PASIEN
A.
Proses Interaksi
1.
Komunikasi
Komunikasi adalah proses yang
dapat memungkinkan perawat untuk membangun hubungan antar sesama manusia dan
dengan demikian memenuhi tujuan dari keperawatan, yakni membantu individu-
individu dan keluarga-keluarga untuk mencegah dan untuk penanggulangan dengan
pengalaman penyakit dan penderitaan bahkan jika dibutuhkan untuk membantu mereka
untuk menemukan arti dari pengalaman ini.
2.
Interaksi
Kata interaksi (interaction)
mengacu pada banyak hubungan selama dua individu yang dapat berpengaruh timbal
balik
antara sesama dan dapat berkomunikasi secara verbal ataupun nonverbal.
B.
Interaksi
Perawat Dan Pasien
Kata interaksi antara perawat
dan pasien mengacu pada hubungan antara perawat dan seseorang yang menderita
sakit dan dikarakteristikkan oleh fakta bahwa antara kedua individu merasa
dipenanggulangan klise yang lain.
Karakteristik hubungan antara
perawat-klien adalah berupa perilaku, pikiran dan perasaan. Juga penting untuk
membedakan antara dukungan sosial dan dukungan profesional (Hupcey & Morse,
1997).
Dukungan sosial terdiri dari 2
bagian yaitu:
1.
Bagian dari jaringan umum sosial
2.
Hubungan yang merupakan dasar dari dimulainya hubungan saling
percaya dan kesempatan melakukan kegiatan.
C.
Ada
Empat Fase dalam Interaksi Perawat dengan Pasien yaitu:
1.
Fase
Prainteraksi
Kesiapan untuk perawat baru.
Fase interaksi merupakan awal dimulainya kontak pertama dengan klien. Juga
sebagai tugas awal perawat dalam mengeksplorasi diri. Berikut ini kesiapan umum
yang diperlukan perawat (mahasiswa) yaitu:
a.
Kesadaran
diri
b.
Hilangkan
rasa ketakutan dalam merawat klien
c.
Cemas
menyebabkan sifat yang kurang dalam penampilan
d.
Fokus
tentang identifikasi kelebihan diri dalam merawat klien psikiatri
e.
Ragu-ragu
akan keefektifan kemampuan atau kemampuan koping
f.
Takut
akan bahaya fisik atau kekerasan
g.
Gelisah
menggunakan diri secara teraupetik
h.
Curiga
karena adanya stigma tentang klien psikiatrik berbeda dari klien lain
i.
Ancaman
terhadap identitas peran perawat
j.
Ketidaknyamanan
karena hilangnya kemampuan melakukan tugas fisik & penanganan
k.
Mudah
mendapat ancaman karena penampilan emosional yang sangat menyakitkan
l.
Takut
melukai klien secara psikologi
Beberapa perawat menampilkan perasaan
yang tidak adekuat dan takut menyakiti atau mengeksploitasi klien. Hal ini dibedakan
karena kurang pengetahuan dan penampilan yang salah yaitu kurangnya beberapa
nilai yang dipahami. Umumnya ketakutan perawat berhubungan dengan stereotipe
klien psikiatri juga kekerasan. Penyebabnya karena adanya masukan dari media,
beberapa perawat takut merawat klien psikiatri karena melakukan perilaku
merusak. Ketakutan beberapa perawat secara psikologi karena klien biasanya
rejek atau diam saat dilakukan intervesi. Pada akhirnya timbul pertanyaan bahwa
ketakutan perawat berhubungan dengan kesehatan status mental
dirinya.
·
Pengkajian
Diri.
Keuntungan penampilan perawat
dipengaruhi oleh jawaban dari pertanyaan di bawah ini:
Analisis fase pra interaksi
sangat diperlukan untuk melakukan tugas selanjutnya. Yang paling efektif,
perawat mampu mempertahankan stabilitas konsep dirinya dan meningkatkan adekuat
harga dirinya. Hubungan yang konstruktif dengan orang lain dan penampilan yang
realistis membantu pasien untuk meningkatkan kemampuannya. Jika mereka sadar
dan kontrol diri baik akan dapat menampilkan verbal dan non verbal kepada klien
dapat dengan baik, perawat dapat menggunakan fungsi role model dengan baik.
Tugas dari
fase ini diharapkan klien mendapatkan informasi yang baik dan perawat
mempunyai
perencanaan untuk melakukan interaksi pertama kali dengan klien. Pengkajian
perawat segera dimulai, tetapi pekerjaan yang dilakukan harus berhubungan
dengan apa yang dilakukan pada klien.
2.
Fase Introduksi atau
Orientasi
Fase introduksi merupakan pertemuan
pertama antara perawat dan klien. Bentuk
kontraknya
pada fase ini, hubungan dibangun dengan saling percaya, saling mengerti,
kedekatan dan komunikasi terbuka dan bentuk kontrak dengan klien.
Berikut ini elemen kontrak perawat-klien:
a.
nama
individu
b.
peran
perawat dan klien
c.
tanggung
jawab perawat dan klien
d.
harapan
perawat dan klien
e.
tujuan
hubungan
f.
tentukan
tempat dan waktu
g.
kondisi
untuk terminasi
h.
kedekatan/tujuan
(antara perawat dan klien
Kontrak dimulai dengan
introduksi perawat dan klien, nama yang disenangi, dan harapan dari peran. Yang
termasuk dalam peran adalah tanggung jawab dan harapan klien dan perawat, bisa
dijabarkan oleh perawat ataupun tidak. Pada tahap ini juga didiskusikan tujuan
hubungan dengan memperhatikan atau fokus dengan klien dan klien menampilkan
kehidupannya dan area konflik.
Kondisi terminasi harus
dilakukan pengulangan dan termasuk spesifik lama waktu, tujuan yang akan dicapai
atau perubahan klien terhadap penanganan.
Eksplorasi perasaan yang ditampilkan dari
perawat dan klien adalah perbedaan tingkat ketidak nyamanan dan kecemasan
pada fase introduksi. Perawat harus sadar akan ketakutan dan kecemasan dirinya,
tetapi biasanya pasien sulit untuk menceritakan apa yang dirasakannya kepada
orang yang menolongnya.
Tugas perawat pada hubungan fase
orientasi adalah;
a.
Mengeksplorasi
persepsi , pikiran, perasaan dan tindakan klien
b.
Mengidentifikasi
masalah klien yang paling berhubungan
c.
Mendefenisikan
mutual, spesifik tujuan dengan klien
Perawat harus fleksibel dalam
mengantisipasi lamanya waktu yang dibutuhkan untuk fase orientasi, biasanya
klien harus tahu serius dan tidak penyakit mentalnya. Perubahan staf akan
memberikan perubahan perkembangan kemampuan klien dalam hubungan terapeutik dan
menampilkan juga jumlah perencanaan tindakan keperawatan yang akan diberikan.
3.
Fase
Kerja
Harus kerja yang terapeutik agar
dapat dilakukan fase kerja. Perawat dan klien mengeksplorasi stressor dan
meningkatkan wawasan perkembangan dari klien dengan menyamakan persepsi,
pikiran, perasaan dan tindakan. Wawasan diharuskan untuk mengartikan tindakan
yang terjadi dan perubahan perilaku. Ini dapat diintegrasikan dengan penampilan
kehidupan individu. Perawat membantu klien untuk dapat menurunkan kecemasan,
meningkatkan ketergantungan dan tanggung jawab diri dan mengembangkan mekanisme
koping yang konstruktif. Fokus pada fase ini adalah perubahan perilaku secara
aktual.
Klien menampilkan perilaku yang resisiten selama fase ini sebab bagian ini merupakan proses penyelesaian masalah. Perkembangan hubungan, dimulai dengan menanyakan perasaan klien, mengembangkan kemampuan dan mencarikan jalan keluar demi klien.
Klien menampilkan perilaku yang resisiten selama fase ini sebab bagian ini merupakan proses penyelesaian masalah. Perkembangan hubungan, dimulai dengan menanyakan perasaan klien, mengembangkan kemampuan dan mencarikan jalan keluar demi klien.
4.
Fase
Terminasi
Terminasi merupakan hal yang
sangat sulit tetapi penting pada fase ini karena merupakan hubungan terapeutik
klien dan perawat. Selama fase terminasi, belajar untuk meningkatkan kemampuan
klien dan perawat. Setiap waktu perubahan perasaan dan memori dan evaluasi
secara menyeluruh sesuai dengan kemajuan dan tujuan yang dicapai klien. Kriteria
kerelaan klien untuk terminasi adalah:
a.
Klien
dapat mengekspresikan keyataan dari masalah yang dihadapi
b.
Klien
dapat meningkatkan fungsinya
c.
Klien
dapat meningkatkan harga diri dan mengidentifikasi kekuatan yang dirasakan
d.
Klien
menggunakan respons koping yang adaptif
e.
Klien
mengikuti hasil akhir tujuan penanganan yg akan dicapai
f.
Memperbaiaki
hubungan perawat dan klien dengan tidak terjadi masalah
Reaksi terminasi pada saat terminasi, klien akan
mengekspresikan marah dan ketidaksukaan, lainnya berlebihan perilaku dan ucapan
atau penampilan yang lambat, pesan yang disampaikan atau perkataan yang
seadanya. Juga klien saat terminasi menampilkan rejek, penghargaan negatif
terhadap konsep diri.
Perawat harus sadar akan kemungkinan reaksi yang terjadi dan
mendiskusikan dengan klien tentang kondisi yang akan terjadi. Beberapa klien,
terminasi merupakan penampilan terapeutik yang sangat kritis karena hubungan
sebelumnya baik dan terminasi menjadi negatif dan akan timbul perasaan tidak
ingin ditinggal, rejek, takut dan marah.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Interaksi social adalah hubungan timbal
balik antara individu dan individu, antara individu dengan kelompok
atau antara kelompok dengan kelompok dalam berbagai bentuk seperti
kerjasama, persaingan ataupun pertikaian.
Menurut Maryati
dan Suryawati (2003) interaksi sosial dibagi menjadi tiga macam, yaitu :
1.
Interaksi antara
individu dan individu, dalam hubungan ini bisa
terjadi interaksi positif ataupun negatif.
3.
Interaksi positif,
jika hubungan yang terjadi saling menguntungkan.
4.
Interaksi negatif,
jika hubungan timbal balik merugikan satu pihak atau keduanya (bermusuhan).
2.
Interaksi antara
individu dan kelompok
Interaksi ini
pun dapat berlangsung secara positif maupun negatif. Bentuk interaksi sosial
individu dan kelompok bermacam - macam sesuai situasi dan kondisinya.
3.
Interaksi sosial
antara kelompok dan kelompok
Interaksi
sosial kelompok dan kelompok terjadi sebagai satu kesatuan bukan kehendak
pribadi. Misalnya, kerja sama antara dua perusahaan untuk membicarakan suatu
proyek.
B. saran
Manusia sebagai makhluk sosial tidak bisa hidup sendiri karna setiap
individu memiliki kebutuhan yang mungkin ada pada orang lain. Maka jadilah
individu yang mampu berinteraksi dalam kehidupan bermasyarakat dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Soekanto,
Soerjono. 1990. Sosiologi. PT RajaGrafindo Persada. Kelapa Gading Permai
2.
http://mrpams.multiply.com/journal/item/17
3.
http://carapedia.com/pengertian_definisi_interaksi_sosial_menurut_para_ahli_info965.html
4.
http://www.sarjanaku.com/2013/04/pengertian-interaksi-sosial-definisi.html
5.
http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/05/interaksi-sosial-definisi-bentuk-ciri.html
6.
http://dirdiraaa.blogspot.com/2011/11/interaksi-sosial-dalam-hubungan-antar.html
7.
http://lapan88.blogspot.com/2011/08/interaksi-perawat-n-pasien.html
8.
http://www.slideshare.net/YAVYSTA/makalah-interaksi-sosial
9.
http://belajarpsikologi.com/pengertian-interaksi-sosial/
10.
http://shindohjourney.wordpress.com/seputar-kuliah/sosiologi-komunikasi-proses-sosial-dan-interaksi-sosial
11.
http://hanifsos.blogspot.com/2013/03/bentuk-bentuk-akomodasi.html
12.
http://bangkusekolah-id.blogspot.com/2012/12/pengertian-interaksi-sosial-dan-syarat.html
0 komentar:
Posting Komentar