Minggu, 15 Juni 2014

Filled Under:

interaksi sosial dan interaksi perawat dan pasien

20.03

KATA PENGANTAR


   Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya, sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul Konsep Dasar Interaksi Sosial.
Makalah ini berisikan informasi tentang pengertian Konsep Dasar Interaksi Sosial, . Diharapkan makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua.
   Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
   Akhir kata kami sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi segala usaha kita. Amin.



                                                                           Singkawang,    09 Maret 2014


                                                                           Penyusun



DAFTAR ISI


A.      Proses Interaksi ………………………………………………..……11
B.       Interaksi perawat dengan pasien…………………………………….11
C.       Ada Empat Fase dalam Interaksi Perawat dengan Pasien ..…………11
BAB IV PENUTUP…………………………………………………………16


BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Latar Belakang MasalahManusia senantiasa melakukan hubungan dan pengaruh timbal balik denganmanusia yang lain dalam rangka memenuhi kebutuhan dan mempertahankankehidupannya. Bahkan, secara ekterm manusia akan mempunyai arti jika ada manusiayang lain tempat ia berinteraksi. Interaksi sosial bisa didefinisikan sebagai hubungandan pengaruh timbal balik antara individu dengan individu, individu dengankelompok individu yang lainnya. Interaksi sosial merupakan bentuk dari dinamikasosial budaya yang ada didalam masyarakat. Dengan demikian, dengan interaksisosial akan memungkinkan terjadinya perubahan-perubahan didalam masyarakatyang akan membentuk hal-hal yang baru yang membuat dinamika masyarakatmenjadi hidup. Perubahan-perubahan ini akan terjadi sambung-menyambung darigenerasi yang satu ke generasi berikutnya sepanjang zaman. Interaksi sosial itusifatnya dinamis. Dalam kenyataan sehari-hari terdapat tiga macam cakupan interaksidalam definisi interaksi sosial yaitu interaksi antara individu dengan individu,individu dengan kelompok dan kelompok dengan kelompok.

B.     Tujuan

1.      Untuk mengetahui pengertian interaksi sosial
2.      Untuk mengetahui ciri-ciri interaksi sosial sosial
3.      Untuk mengetahui macam-macam interaksi sosial
4.      Untuk mengetahui syarat terjadinya interaksi social
5.      Untuk mengetahui factor pendorong terjadinya interaksi social
6.      Mengetahui bagaimana caranya berinteraksi dengan seorang pasien.

C.    Rumusan masalah

Melihat latar belakang diatas, maka penulis akan merumuskan masalahmengenai :

1.      Apa yang dimaksud interaksi sosial?

2.      Sebutkan ciri-ciri terjadinya intraksi sosial?

3.      Sebutkan macam-macam interaksi social?

4.      Apa saja syarat terjadinya interaksi social?

5.      Apa saja yang termasuk Faktor pendorong interaksi sosial?

6.         Bagaimana caranya atau bentuk berinteraksi seorang perawat dengan pasien?

D.    Metode Penulisan

Dalam pengumpulan data untuk penulisan makalah ini, penulis menggunakan beberapa metode, yaitu :

1.        Studi literature yang terdapat dalam buku-buku maupun yang terdapat dari sumber internet.

2.        Diskusi kelompok.

E.     Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan makalah ini terdiri dari tiga Bab yang disusun sebagai berikut :
              BAB  I      = Pendahuluan
              BAB  II     = Pembahasan
              BAB  III   = Pembahasan         
              BAB  IV   = Penutup


BAB II

PEMBAHASAN

A.   Interaksi Sosial
1.       Pengertian Interaksi Sosial
Interaksi social adalah hubungan timbal balik antara individu dan individu, antara individu dengan kelompok atau antara kelompok dengan kelompok dalam berbagai bentuk seperti kerjasama, persaingan ataupun pertikaian.
Proses sosial adalah suatu interaksi atau hubungan timbal balik atau saling mempengaruhi antar manusia yang berlangsung sepanjang hidupnya didalam amasyarakat. Menurut Soerjono Soekanto, proses sosial diartikan sebagai cara-cara berhubungan yang dapat dilihat jika individu dan kelompok-kelompok sosial saling bertemu serta menentukan sistem dan bentuk hubungan sosial. 
Dalam kamus Bahasa Indonesia Interaksi didifinisikan sebagai hal saling melakukan aksi, berhubungan atau saling mempengaruhi. Dengan demikian  interaksi adalah hubungan timbal balik (sosial) berupa aksi saling mempengaruhi antara individu dengan individu, antara individu dan kelompok dan antara kelompok dengan kelompok. 
2.       Pengertian Interaksi Menurut Para Ahli
a.         ASTRID. S. SUSANTO
Mengatakan Interaksi Sosial adalah hubungan antar manusia yang menghasilkan hubungan tetap dan pada akhirnya memungkinkan pembentukan struktur sosial. Hasil interaksi sangat ditentukan oleh nilai dan arti serta interpretasi yang diberikan oleh pihak-pihak yang terlibat dalam interaksi ini.
b.         BONNER
Interaksi sosial adalah suatu hubungan antara dua individu atau lebih yang saling mempengaruhi, mengubah, atau memperbaiki kelakuan individu yang lain atau sebaliknya.
c.         KIMBALL YOUNG & RAYMOND W. MACK
Interaksi sosial adalah hubungan sosial yang dinamis dan menyangkut hubungan antar individu, antara individu dengan kelompok, maupun antara kelompok dengan kelompok lainnya.
d.        SOERJONO SOEKANTO
Interaksi sosial merupakan dasar proses sosial yang terjadi karena adanya hubungan-hubungan sosial yang dinamis mencakup hubungan antara individu, antar kelompok, atau antara individu dan kelompok
e.         GILLIN & GILLIN
Interaksi sosial adalah suatu hubungan sosial yang dinamis antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, dan kelompok dengan kelompok
f.          MARYATI & SU
g.         RYAWATI
Interaksi sosial adalah kontak aau hubungan timbal balik atau interstimulasi dan respons antar individu, antar kelompok atau antar individu dan kelompok.
h.         MURDIYATMOKO & HANDAYANI
Interaksi sosial adalh hubungan antar manusia yang menghasilkan suatu proses pengaruh mempengaruhi yang menghasilkan hubungan tetap dan pada akhirnya memungkinkan pembentukan struktur sosial.
B.       Ciri - Ciri Interaksi Sosial
Menurut Tim Sosiologi (2002), ada empat ciri - ciri interaksi sosial, antara lain:
a.         Jumlah pelakunya lebih dari satu orang
b.         Terjadinya komunikasi di antara pelaku melalui kontak sosial
c.         Mempunyai maksud atau tujuan yang jelas
d.        Dilaksanakan melalui suatu pola sistem sosial tertentu

C.      Macam - Macam Interaksi Sosial
Menurut Maryati dan Suryawati (2003) interaksi sosial dibagi menjadi tiga macam, yaitu :
1.         Interaksi antara individu dan individu, dalam hubungan ini bisa terjadi interaksi positif ataupun negatif.
1.        Interaksi positif, jika hubungan yang terjadi saling menguntungkan.
2.        Interaksi negatif, jika hubungan timbal balik merugikan satu pihak atau keduanya (bermusuhan).
2.         Interaksi antara individu dan kelompok
Interaksi ini pun dapat berlangsung secara positif maupun negatif. Bentuk interaksi sosial individu dan kelompok bermacam - macam sesuai situasi dan kondisinya.
3.         Interaksi sosial antara kelompok dan kelompok
Interaksi sosial kelompok dan kelompok terjadi sebagai satu kesatuan bukan kehendak pribadi. Misalnya, kerja sama antara dua perusahaan untuk membicarakan suatu proyek.

D.     Syarat Terjadinya Interaksi adalah:

1.         Adanya kontak sosial
Kata kontak dalam bahasa inggrisnya “contack”, dari bahasa lain “con” atau “cum” yang artinya bersama-sama  dan “tangere” yang artinya menyentuh. Jadi kontak berarti sama-sama menyentuh. Kontak sosial ini tidak selalu melalui interaksi atau  hubungan fisik, karena orang dapat melakuan kontak sosial tidak dengan menyentuh, misalnya menggunakan HP, telepon, menulis surat, dan internet.
Kontak hanya dapat berlangsung apabila kedua belah pihak sadar akan kedudukan atau kondisi masing-masing. Untuk itu kontak memerlukan kerja sama dengan orang lain. Di era globalisasi kontak dapat berlangsung dengan mudah dan cepat, karena adanya kemajuan teknologi yang makin canggih. Misalnya dengan adanya internet, HP, telepon, telegram, dan email.
Kontak sosial dapat dibedakan sebagai berikut.
a)        Berdasarkan bentuk (wujud)
Berdasarkan bentuknya kontak dapat dibedakan menjadi berikut ini.

1)        Kontak antara individu dengan individu Contoh: mahasiwa dan mahasiswa.
2)        Kontak antara individu dengan kelompok Contoh: Guru dengan murid-muridnya di kelas, penceramah dengan peserta seminar.
3)        Kontak antara kelompok dengan kelompok Contoh:
b)        Berdasarkan cara
Berdasarkan caranya kontak dibedakan menjadi dua, yaitu berikut ini.
1)        Kontak langsung (primer) Kontak langsung yaitu hubungan timbal balik yang terjadi secara langsung, contoh: berbicara, berjabat tangan, tersenyum, dan bahasa isyarat.
2)        Kontak tidak langsung (sekunder), Kontak tidak langsung (sekunder) yaitu hubungan timbal balik yang yang memerlukan perantara (media). Perantara/media yang digunakan dalam kontak sekunder bisa berupa benda misalnya, telepon, TV, radio, HP, surat, dan telegram atau bisa juga menggunakan manusia, misalnya seorang pemuda meminang seorang gadis melalui orang lain.
c)        Berdasarkan sifatnya
Berdasarkan sifatnya kontak sosial ada dua macam, yaitu berikut ini.
1)        Kontak positif yaitu kontak sosial yang mengarah kepada suatu kerja sama, misalnya kontak antara pedagang dengan pembeli.
2)        Kontak negatif yaitu kontak sosial yang mengarah kepada suatu pertentangan, misalnya kontak senjata antara dua negara yang sedang berperang.
2.         Komunikasi sosial
Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi dari satu pihak kepihak yang lain dalam rangka mencapai tujuan bersama.  Melalui tafsiran pada perilaku pihak lain, seseorang mewujudkan perilaku sebagai reaksi terhadap maksud atau peran yang ingin disampaikan oleh pihak itu.
Komunikasi sosial dapat diwujdukan dengan pembicaraan, gerak-gerik fisik ataupun perasaan. Selanjutnya dari sini timbul sikap dan ungkapan perasaan, seperti senang, ragu-ragu, takut atau menolak, bersahabat yang merupakan reaksi atas pesan yang diterima. Saat ada aksi dan reaksi itulah terjadinya komunikasi.
Sedangkan komunikasi sosial dapat diartikan sebagai syarat pokok lain daripada proses sosial. Komunikasi sosial mengandung pengertian persamaan pandangan antara orang-orang yang berinteraksi terhadap sesuatu.
a)        Komunikasi dibedakan menjadi dua, yaitu berikut ini.
1)        Komunikasi lisan (verbal), yaitu komunikasi dengan menggunakan kata-kata (verbal) yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. Contoh: berbicara langsung dan melalui telepon.
2)        Komunikasi nonverbal (isyarat), yaitu komunikasi dengan menggunakan gerak-gerik badan, bahasa isyarat, atau menunjukkan sikap tertentu. Contoh: menggelengkan kepala, mengangkat bahu, dan melambaikan tangan.

E.     Factor-Faktor yang Mendorong Terjadinya Interaksi Sosial
Menurut Sitorus (2000), berlangsungnya suatu interaksi sosial dapat didasarkan pada berbagai faktor, antara lain imitasi, sugesti, identifikasi, dan simpati. Faktor-faktor tersebut dapat bergerak sendiri-sendiri secara terpisah ataupun saling berkaitan.
1.         Imitasi yaitu tindakan meniru orang lain. Salah satu segi positifnya adalah bahwa imitasi dapat mendorong seseorang untuk mematuhi kaidah-kaidah dan nilai-nilai yang berlaku
2.         Sugesti, sugesti ini berlangsung apabila seseorang memberikan pandangan atau sikap yang dianutnya, lalu diterima oleh orang lain. Biasanya sugesti muncul ketika sipenerima sedang dalam kondisi yang tidak netral sehingga tidak dapat bewrfikir rasional. Biasanya sugesti berasal dari orang-orang sebagai berikut:
a)        Orang yang berwibawa, karismatik dan punya pengaruh terhadap yang disugesti, misalnya orang tua ulama dsb.
b)        Orang yang memiliki kedudukan lebih tinggi dari pada yang disugesti.
c)        Kelompok mayoritas terhadap minoritas.
d)       Reklame atau iklan media masa.
3.         Identifikasi yaitu merupakan kecenderungan atau keinginan seseorang untuk menjadi sama dengan pihak lain (meniru secara keseluruhan).
4.         Simpati yaitu merupakan suatu proses dimana seorang merasa tertarik kepada pihak lain. Melalui proses simpati orang merasa dirinya seolah-olah dirinya berasa dalam keadaan orang lain.
5.         Empati yaitu merupakan simpati yang mendalam yang dapat mempengaruhi kejiwaan dan fisik seseorang.
F.       Bentuk - Bentuk Interaksi Sosial
Berdasarkan pendapat menurut Tim Sosiologi (2002), interaksi sosial dikategorikan ke dalam dua bentuk, yaitu :
1.         Interaksi sosial yang bersifat asosiatif, yakni yang mengarah kepada bentuk - bentuk asosiasi (hubungan atau gabungan) seperti :
a.         Kerja sama
Adalah suatu usaha bersama antara orang perorangan atau kelompok untuk mencapai tujuan bersama.
b.        Akomodasi
Adalah suatu proses penyesuaian sosial dalam interaksi antara pribadi dan kelompok - kelompok manusia untuk meredakan pertentangan.

       Bentuk – bentuk Akomodasi :
Kita sebagai manusia pastinya tidak pernah luput dari suatu permasalahan konflik atau pertentangan. Maka itu, tanpa kita semua sadari bahwa konflik atau pertentangan termasuk dalam akomodasi. Akomodasi adalah suatu interaksi sosial yang dilakukan antara individu maupun kelompok yang bertujuan untuk menyelesaikan suatu pertentangan atau konflik. Ada beberapa macam bentuk akomodasi, berikut ini adalah penjelasan singkatnya:
1)        Arbitration
Arbitration merupakan suatu pengendalian atau penyelesaian konflik yang menunjuk pihak ketiga untuk memutuskan konflik atau pertentangan tersebut. Dalam bentuk ini, pihak yang bertikai berusaha untuk mencari pihak ketiga untuk mengendalikan konflik tersebut.
2)        Mediation
Mediation merupakan penyelesaian konflik yang dilakukan melalui suatu jasa perantara yang bersikap netral. Pada mediasi, terdapat pihak yang berusaha untuk mempertemukan pihak-pihak yang bertikai antara dua belah pihak.
3)        Coercion
Coercion merupakan pengendalian konflik yang dilakukan dengan tindakan kekerasan. Sehingga, konflik tersebut tidak diselesaikan dengan cara damai tetapi dengan cara keras.
4)        Conciliation
Conciliation merupakan suatu pengendalian konflik dengan cara melalui lembaga tertentu. Pada bentuk ini, lembaga tertentu melakukan persetujuan pada kedua pihak yang bertikai sehingga tidak terulang kembali konflik tersebut.
5)        Ajudication
Ajudication merupakan suatu pengendalian konflik yang diselesaikan dengan cara pengadilan atau diselesaikan di pengadilan.
6)        Compromise
Compromise merupakan suatu persetujuan yang dilakukan dengan cara perdamaian untuk saling bersama-sama mengurangi tuntutan.
7)        Toleration
Toleration merupakan suatu sikap saling menghargai perbedaan-perbedaan yang terdapat dalam masyarakat. Dalam bentuk ini, masyarakat harus saling menghargai satu sama lainnya. Apa yang dianutnya, apa yang dipercayainya, dan sebagainya.
8)        Stalemate
Stalemate merupakan suatu keadaan yang ditandai dengan adanya kekuatan yang seimbang di antara kedua pihak yang bertikai. Sehingga, pertikaian tersebut terhenti pada titik tertentu.
c.         Asimilasi
Adalah proses sosial yang timbul bila ada kelompok masyarakat dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda, saling bergaul secara intensif dalam jangka waktu lama, sehingga lambat laun kebudayaan asli mereka akan berubah sifat dan wujudnya membentuk kebudayaan baru sebagai kebudayaan campuran.
d.        Akulturasi
Adalah proses sosial yang timbul, apabila suatu kelompok masyarakat manusia dengan suatu kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur - unsur dari suatu kebudayaan asing sedemikian rupa sehingga lambat laun unsur - unsur kebudayaan asing itu diterima dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri, tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian dari kebudayaan itu sendiri.

2.         Interaksi sosial yang bersifat disosiatif, yakni yang mengarah kepada bentuk - bentuk pertentangan atau konflik, seperti :
a.         Persaingan
Adalah suatu perjuangan yang dilakukan perorangan atau kelompok sosial tertentu, agar memperoleh kemenangan atau hasil secara kompetitif, tanpa menimbulkan ancaman atau benturan fisik di pihak lawannya.
b.        Kontravensi
Adalah bentuk proses sosial yang berada di antara persaingan dan pertentangan atau konflik. Wujud kontravensi antara lain sikap tidak senang, baik secara tersembunyi maupun secara terang - terangan yang ditujukan terhadap perorangan atau kelompok atau terhadap unsur - unsur kebudayaan golongan tertentu. Sikap tersebut dapat berubah menjadi kebencian akan tetapi tidak sampai menjadi pertentangan atau konflik.
c.         Konflik
Adalah proses sosial antar perorangan atau kelompok masyarakat tertentu, akibat adanya perbedaan paham dan kepentingan yang sangat mendasar, sehingga menimbulkan adanya semacam gap atau jurang pemisah yang mengganjal interaksi sosial diantara mereka yang bertikai tersebut.



BAB III
PEMBAHASAN
PROSES INTERAKSI PERAWAT DENGAN PASIEN
A.     Proses Interaksi
1.         Komunikasi
Komunikasi adalah proses yang dapat memungkinkan perawat untuk membangun hubungan antar sesama manusia dan dengan demikian memenuhi tujuan dari keperawatan, yakni membantu individu- individu dan keluarga-keluarga untuk mencegah dan untuk penanggulangan dengan pengalaman penyakit dan penderitaan bahkan jika dibutuhkan untuk membantu mereka untuk menemukan arti dari pengalaman ini.
2.         Interaksi
Kata interaksi (interaction) mengacu pada banyak hubungan selama dua individu yang dapat berpengaruh timbal balik antara sesama dan dapat berkomunikasi secara verbal ataupun nonverbal.
B.       Interaksi Perawat Dan Pasien
Kata interaksi antara perawat dan pasien mengacu pada hubungan antara perawat dan seseorang yang menderita sakit dan dikarakteristikkan oleh fakta bahwa antara kedua individu merasa dipenanggulangan klise yang lain.
Karakteristik hubungan antara perawat-klien adalah berupa perilaku, pikiran dan perasaan. Juga penting untuk membedakan antara dukungan sosial dan dukungan profesional (Hupcey & Morse, 1997).
Dukungan sosial terdiri dari 2 bagian yaitu:
1.         Bagian dari jaringan umum sosial
2.    Hubungan yang merupakan dasar dari dimulainya hubungan saling percaya dan kesempatan melakukan kegiatan.
C.     Ada Empat Fase dalam Interaksi Perawat dengan Pasien yaitu:
1.         Fase Prainteraksi 
Kesiapan untuk perawat baru. Fase interaksi merupakan awal dimulainya kontak pertama dengan klien. Juga sebagai tugas awal perawat dalam mengeksplorasi diri. Berikut ini kesiapan umum yang diperlukan perawat (mahasiswa) yaitu: 
a.         Kesadaran diri 
b.        Hilangkan rasa ketakutan dalam merawat klien
c.         Cemas menyebabkan sifat yang kurang dalam penampilan
d.        Fokus tentang identifikasi kelebihan diri dalam merawat klien psikiatri
e.         Ragu-ragu akan keefektifan kemampuan atau kemampuan koping
f.         Takut akan bahaya fisik atau kekerasan
g.        Gelisah menggunakan diri secara teraupetik
h.        Curiga karena adanya stigma tentang klien psikiatrik berbeda dari klien lain
i.          Ancaman terhadap identitas peran perawat
j.          Ketidaknyamanan karena hilangnya kemampuan melakukan tugas fisik & penanganan
k.        Mudah mendapat ancaman karena penampilan emosional yang sangat menyakitkan
l.          Takut melukai klien secara psikologi
Beberapa perawat menampilkan perasaan yang tidak adekuat dan takut menyakiti atau mengeksploitasi klien. Hal ini dibedakan karena kurang pengetahuan dan penampilan yang salah yaitu kurangnya beberapa nilai yang dipahami. Umumnya ketakutan perawat berhubungan dengan stereotipe klien psikiatri juga kekerasan. Penyebabnya karena adanya masukan dari media, beberapa perawat takut merawat klien psikiatri karena melakukan perilaku merusak. Ketakutan beberapa perawat secara psikologi karena klien biasanya rejek atau diam saat dilakukan intervesi. Pada akhirnya timbul pertanyaan bahwa ketakutan perawat berhubungan dengan kesehatan status mental dirinya.
·           Pengkajian Diri.
Keuntungan penampilan perawat dipengaruhi oleh jawaban dari pertanyaan di bawah ini:
Analisis fase pra interaksi sangat diperlukan untuk melakukan tugas selanjutnya. Yang paling efektif, perawat mampu mempertahankan stabilitas konsep dirinya dan meningkatkan adekuat harga dirinya. Hubungan yang konstruktif dengan orang lain dan penampilan yang realistis membantu pasien untuk meningkatkan kemampuannya. Jika mereka sadar dan kontrol diri baik akan dapat menampilkan verbal dan non verbal kepada klien dapat dengan baik, perawat dapat menggunakan fungsi role model dengan baik. Tugas dari fase ini diharapkan klien mendapatkan informasi yang baik dan perawat mempunyai perencanaan untuk melakukan interaksi pertama kali dengan klien. Pengkajian perawat segera dimulai, tetapi pekerjaan yang dilakukan harus berhubungan dengan apa yang dilakukan pada klien.
2.           Fase Introduksi atau Orientasi
Fase introduksi merupakan pertemuan pertama antara perawat dan klien. Bentuk kontraknya pada fase ini, hubungan dibangun dengan saling percaya, saling mengerti, kedekatan dan komunikasi terbuka dan bentuk kontrak dengan klien.
Berikut ini elemen kontrak perawat-klien:
a.         nama individu
b.        peran perawat dan klien
c.         tanggung jawab perawat dan klien
d.        harapan perawat dan klien
e.         tujuan hubungan
f.         tentukan tempat dan waktu
g.        kondisi untuk terminasi
h.        kedekatan/tujuan (antara perawat dan klien
Kontrak dimulai dengan introduksi perawat dan klien, nama yang disenangi, dan harapan dari peran. Yang termasuk dalam peran adalah tanggung jawab dan harapan klien dan perawat, bisa dijabarkan oleh perawat ataupun tidak. Pada tahap ini juga didiskusikan tujuan hubungan dengan memperhatikan atau fokus dengan klien dan klien menampilkan kehidupannya dan area konflik. 
Kondisi terminasi harus dilakukan pengulangan dan termasuk spesifik lama waktu, tujuan yang akan dicapai atau perubahan klien terhadap penanganan. 
Eksplorasi perasaan yang ditampilkan dari perawat dan klien adalah perbedaan tingkat ketidak nyamanan dan kecemasan pada fase introduksi. Perawat harus sadar akan ketakutan dan kecemasan dirinya, tetapi biasanya pasien sulit untuk menceritakan apa yang dirasakannya kepada orang yang menolongnya.
Tugas perawat pada hubungan fase orientasi adalah;
a.         Mengeksplorasi persepsi , pikiran, perasaan dan tindakan klien
b.        Mengidentifikasi masalah klien yang paling berhubungan
c.         Mendefenisikan mutual, spesifik tujuan dengan klien
Perawat harus fleksibel dalam mengantisipasi lamanya waktu yang dibutuhkan untuk fase orientasi, biasanya klien harus tahu serius dan tidak penyakit mentalnya. Perubahan staf akan memberikan perubahan perkembangan kemampuan klien dalam hubungan terapeutik dan menampilkan juga jumlah perencanaan tindakan keperawatan yang akan diberikan.
3.         Fase Kerja
Harus kerja yang terapeutik agar dapat dilakukan fase kerja. Perawat dan klien mengeksplorasi stressor dan meningkatkan wawasan perkembangan dari klien dengan menyamakan persepsi, pikiran, perasaan dan tindakan. Wawasan diharuskan untuk mengartikan tindakan yang terjadi dan perubahan perilaku. Ini dapat diintegrasikan dengan penampilan kehidupan individu. Perawat membantu klien untuk dapat menurunkan kecemasan, meningkatkan ketergantungan dan tanggung jawab diri dan mengembangkan mekanisme koping yang konstruktif. Fokus pada fase ini adalah perubahan perilaku secara aktual.
Klien menampilkan perilaku yang resisiten selama fase ini sebab bagian ini merupakan proses penyelesaian masalah. Perkembangan hubungan, dimulai dengan menanyakan perasaan klien, mengembangkan kemampuan dan mencarikan jalan keluar demi klien. 
4.      Fase Terminasi
Terminasi merupakan hal yang sangat sulit tetapi penting pada fase ini karena merupakan hubungan terapeutik klien dan perawat. Selama fase terminasi, belajar untuk meningkatkan kemampuan klien dan perawat. Setiap waktu perubahan perasaan dan memori dan evaluasi secara menyeluruh sesuai dengan kemajuan dan tujuan yang dicapai klien. Kriteria kerelaan klien untuk terminasi adalah:
a.              Klien dapat mengekspresikan keyataan dari masalah yang dihadapi
b.             Klien dapat meningkatkan fungsinya
c.              Klien dapat meningkatkan harga diri dan mengidentifikasi kekuatan yang dirasakan
d.             Klien menggunakan respons koping yang adaptif
e.              Klien mengikuti hasil akhir tujuan penanganan yg akan dicapai
f.              Memperbaiaki hubungan perawat dan klien dengan tidak terjadi masalah 
Reaksi terminasi pada saat terminasi, klien akan mengekspresikan marah dan ketidaksukaan, lainnya berlebihan perilaku dan ucapan atau penampilan yang lambat, pesan yang disampaikan atau perkataan yang seadanya. Juga klien saat terminasi menampilkan rejek, penghargaan negatif terhadap konsep diri. 
Perawat harus sadar akan kemungkinan reaksi yang terjadi dan mendiskusikan dengan klien tentang kondisi yang akan terjadi. Beberapa klien, terminasi merupakan penampilan terapeutik yang sangat kritis karena hubungan sebelumnya baik dan terminasi menjadi negatif dan akan timbul perasaan tidak ingin ditinggal, rejek, takut dan marah.

BAB IV

PENUTUP

A.     Kesimpulan
Interaksi social adalah hubungan timbal balik antara individu dan individu, antara individu dengan kelompok atau antara kelompok dengan kelompok dalam berbagai bentuk seperti kerjasama, persaingan ataupun pertikaian.
Menurut Maryati dan Suryawati (2003) interaksi sosial dibagi menjadi tiga macam, yaitu :
1.         Interaksi antara individu dan individu, dalam hubungan ini bisa terjadi interaksi positif ataupun negatif.
3.        Interaksi positif, jika hubungan yang terjadi saling menguntungkan.
4.        Interaksi negatif, jika hubungan timbal balik merugikan satu pihak atau keduanya (bermusuhan).
2.         Interaksi antara individu dan kelompok
Interaksi ini pun dapat berlangsung secara positif maupun negatif. Bentuk interaksi sosial individu dan kelompok bermacam - macam sesuai situasi dan kondisinya.
3.         Interaksi sosial antara kelompok dan kelompok
Interaksi sosial kelompok dan kelompok terjadi sebagai satu kesatuan bukan kehendak pribadi. Misalnya, kerja sama antara dua perusahaan untuk membicarakan suatu proyek.
B.     saran
Manusia sebagai makhluk sosial tidak bisa hidup sendiri karna setiap individu memiliki kebutuhan yang mungkin ada pada orang lain. Maka jadilah individu yang mampu berinteraksi dalam kehidupan bermasyarakat dengan baik.



DAFTAR PUSTAKA

1.        Soekanto, Soerjono. 1990. Sosiologi. PT RajaGrafindo Persada. Kelapa Gading Permai
2.        http://mrpams.multiply.com/journal/item/17
3.        http://carapedia.com/pengertian_definisi_interaksi_sosial_menurut_para_ahli_info965.html
4.        http://www.sarjanaku.com/2013/04/pengertian-interaksi-sosial-definisi.html
5.        http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/05/interaksi-sosial-definisi-bentuk-ciri.html
6.        http://dirdiraaa.blogspot.com/2011/11/interaksi-sosial-dalam-hubungan-antar.html
7.        http://lapan88.blogspot.com/2011/08/interaksi-perawat-n-pasien.html
8.        http://www.slideshare.net/YAVYSTA/makalah-interaksi-sosial
9.        http://belajarpsikologi.com/pengertian-interaksi-sosial/
10.    http://shindohjourney.wordpress.com/seputar-kuliah/sosiologi-komunikasi-proses-sosial-dan-interaksi-sosial
11.    http://hanifsos.blogspot.com/2013/03/bentuk-bentuk-akomodasi.html
12.    http://bangkusekolah-id.blogspot.com/2012/12/pengertian-interaksi-sosial-dan-syarat.html






0 komentar:

Posting Komentar